Sabtu, 14 November 2009

BEDIL



Kau todongkan lagi,
bedil keparatmu itu!
Memang…
Berapa peluru yang kau punya!
Satu!
Tujuh!
Tiga belas!
Seratus!
Sejuta!
Atau bahkan…
Tak terhitung!
Karena…
Bibirmu kelu berhitung nyawa.
Nuranimu beku sudah.
Meniadakan ari rasa.
Egosentris karatan…!!!

Cih…!!!
Masa bodoh berondongan peluru!
Peduli setan dengan…
Granat!
Atom!
Mesiu!
Nuklir!
Hanya mengalirkan darah…
Bukan sejarah!
Hanya membungkam raga…
Bukan suara!

Sttt…!!!
Aku mulai mengendus.
Darah amis miris.
Dari selangkangan oportunismu...
HAHAHA…!!!

Ahai…!!!
Lihatlah!
Kau mulai ketakutan.
Keringatmu jatuh satu-satu.
Wajahmu pasi.
Suaramu getar nanar.
Terkencing-kencing.
Ancamanmu memburai.
Menjadi kunang kata-kata.
Berpendar menjauh.
Jauh…
Jatuh di peradaban comberan.
Tanpa makna!
Jadi fosil!
Jadi Mortir!
Jadi satire!
Monolog palsu…!!!

Heh…!!!
Tengoklah sekarang.
Kau narasi jejadian.
Jadi dongengan.
Jadi bahan ketawaan kanak-kanak.
Riuh rendah…
Berhahaha!
Berhihihi!
Berhuhuhu!
Berhehehe!
Berhohoho!


TAIK…!!!
ASU…!!!
JANCOK…!!!
Popormu kembali meneror!
Dor! Dor! Dor!
... … …

Senin, 31 Agustus 2009

11 : 33



Duduk sendirian di lorong
Menatap rumput-rumput liar
Bergoyang ditiup angin kesana kemari
Panas terik siang ini
Meninggalkan jejak-jejak gersang
Pada tanah yang mulai retak satu-satu
Seperti puzle yang tak tentu bentuk
Celah-celahnya tak mampu merayu
Seekor cacing tanahpun untuk berkubang di sana
Sangat meratap.........
Tak ada yang peduli......
Tak satupun terkasihani.....
hanya bisa meringis menahan perih

Hawa panas mengusap nanar wajah

Menampar-nampar emosi
Menggelegak dalam percikan darah
Sekujur tubuh terkulminasi
Meraung-raung penuh gelagat
Ingin luruh dalam bayang bola api
Menyatu dalam awan yang membayang
Membentuk satu berkas cahaya tak ternafikan
Menyenangkan.......
Tanpa pamrih........
Bergulung pada rentetan fragmen tak berbingkai
Tak terkungkung pada batas
Keleluasaan untuk sebuah aktualisasi diri
Merdeka dalam napas sendiri
Menawan hati.......

Panas semakin membuncah

Mengendapkan bulir-bulir keringat
Mengaliri tiap lekuk tubuh
Tercumbu tanpa terasa
Melekatkan kulit ari pada nelangsa
Seiring daun-daun kering yang merontokkan diri
Atau mungkin.......
Dirontokkan oleh angin tepi
Pohon-pohon berbenih benalu
Tak mampu memberi damai dahannya
Kekuningan diberangus metafora
Menjadi fatamorgana
dalam rabun senja........

Heiii...........

Coba tengokkan kepalaku
Ada kupu-kupu melintasi gairah tengah hari
Hinggap pada pucuk ilalang yang mengering
Mengeras dalam dekapan waktu pilu
Tapi tak mengeluh kalah
Bertahan di tengah gempuran surya
Tersadar aku tiba-tiba........
Untuk apa aku membusukkan diri disini
sendiri...........
Tertohok emosi dan rasaku
Pada kupu-kupu yang sepintas lalu
Yang sayapnya sudah mulai rapuh
Membentuk jaring-jaring karang......

Lalu......

kupaksakan tubuh berdiri
Langkahkan kaki menyusuri lorong ini
Hmm........
Tiba-tiba semua terhirup wangi
Seiring detak langkahku....
Hati dan jantung_pun ikut bernyanyi
Indah.........

Rabu, 19 Agustus 2009

MERDEKA!!!

 
Kalau kau pikir kita sudah merdeka.
Lihatlah wanita tua di ujung aspal sana.
Berteman panas matahari mengejar mimpi.
Meski usia tinggal sepenggal nafas.
Tak urung menjejakkan langkah kaki telanjangnya.
Di atas aspal panas yang penuh luka.
Menengadahkan tangan.
Mencari belas kasihan kepada sesama pribumi.
Receh demi receh begitu berarti atas nama sesuap nasi.
Bukan karena malas ia meminta-minta iba.
Tapi karena zaman begitu anti pati pada dunianya.
Akankah yang duduk di atas sana peduli akan rintihnya.
Akankah bisa melihat derai air matanya
diantara silau kuasa yang membuncitkan perut.
Tapi aku tahu……
Perempuan tua itu tak butuh empati dan simpati palsu.
Dia akan terus bisa melanjutkan hidup.
Bergelinjangan dengan kerasnya hidup yang kasat mata.
Karena tak ada gunanya menggantungkan hidup pada Negara.
Yang sibuk mengurusi kuasa orang berpunya.
Dibalik kedok gubuk-gubuk rakyat jelata.
Jadi………
Memeras keringat darah di negeri sendiri.
Di ujung dera saudara sebangsa sendri.
Tak punya kuasa menentukan nasib sendiri.
Pantaskah itu disebut sebuah kemerdekaan…?!

Kalau kau pikir kita sudah merdeka.
Tengoklah suara-suara yang terbungkam sudah.
Hanya membentur tembok-tembok tebal tak kenal nurani.
Memberangus pendapat-pendapat berlidah api.
Yang akan membakar kerut dahi mereka.
Kepala yang hanya digunakan untuk kepentingan sendiri.
Peduli setan…..!!!
Kantong tebal,telah penuh dolar.
Tak peduli apa kata kaum termarjinalkan.
Mereka hanyalah boneka yang didengarkan.
Dan dianggap ada.
Jika ada yang dibutuhkan.
Peduli setan suara perubahan yang merontokkan kantong….!!!

Kalau kau pikir kita sudah merdeka.
Lalu dimanakah perginya rasa aman.
Kemanakah larinya sebuah kebanggaan.
Tersudut kemanakah kaum terpinggirkan.
Tersesat di ujung manakah segala mimpi-mimpi anak pribumi.
Dan begitu banyak pertanyaan untuk mempertanyakan
segala kemerdekaan ini.
Kemerdekaan yang sudah terbiasa dirayakan setiap setahun sekali.
Sudah biasa…….
Sangat biasa malah………
Tapi kebiasaan tanpa makna adalah kesia-siaan belaka.

Kemerdekaan bukanlah seremonial belaka.
Bukan hanya pengibaran bendera kurang lebih satu jam.
Setelah itu usai sudah.
Bukan cerocos pidato-pidato pengobar semangat.
Juga bukan sekedar lomba-lomba penggembira.
Kemerdekaan adalah pemaknaan.
Merdeka bukan hanya terbatas pada pengertian
merdeka politik,dalam batasan Negara dan bangsa.
Melainkan juga merdeka dalam hal pemikiran dan jiwa
dalam batasan sebagai manusia-manusia hamba Tuhan.
Dan merdeka dari semua bentuk “dominasi” manusia lain.

Betapa banyak darah yang mengalir.
Dan betapa banyak nyawa melayang.
Demi tegaknya kedaulatan bangsa.
Api semangat para pahlawan yag tak pernah padam.
Mempertahankan tetap tegaknya sang saka merah putih.
Terima kasih para pahlawan-pahlawanku.
Segala jasa-jasamu patut di hargai dan diteladani.

Lalu dimanakah kita…..
Dalam mengisi kemerdekaan ini.
Agar darah dan airmata para pahlawan tidak terbuang sia-sia.
Isi kemerdekaan dengan apa yang kita punya dan kita mampu.
Walaupun hanya seujung kukupun……..
Pertahankan kedaulatan bangsa!
Kobarkan nasionalisme!
Walaupun apa yang terjadi…….
Sebobrok apapun bangsaku ini nanti.
Indonesia tetaplah kebanggaanku.
Gumpalan darah ragaku……
Hembusa nafas ke_ADA_anku……
MERDEKA……!!!



* To all invincible heroes who’s been fighting for humanity,environment,and animal right.My deepest respect.Goes to all.Thank you. ^_^

DIAM

DIAM

Hmm………
Mencoba mendiamkan diri sejenak.
Membiarkan pikiran berlari liar.
Melintasi cengkeraman dimensi waktu.
Mengayuh di rimba luas masa lalu.
Mengais-ngais peluh yang masih tercecer.
Di dinding terjal hati yang telah berkerak.
Berlumut sudah di sana.
Menjadi lembab pelataran logika.
Meraung……..
Meronta………
Membabi buta………
Lalu lemah lunglai tak punya daya.
Upaya pun tak ada kuasa.
Lelah terisak-isak .
Menembus kelenjar air mata.
Yang kering sudah……….
Suara-suara di kepala……
Terdesak segala kepekatan kelam.
Mencekat di ujung lidah yang kelu.
Menjadi dahak penuh nanah menahun.
Hanya bau busuk…….!!!
Hanya sampah penuh laknat…….!!!
Jika kusemburkan segala.
Apa yang berjejal-jejal dipelupuk otak.
Akan mengkontaminasi udara.
Euforia dan histeria akan terjerat
lolongan serigala bermata merah.
Dosa niscaya menggelinding kemana-mana.
Membentur dinding-dinding ego megalomaniak.
Yang sudah berkarat dan berlubang-lubang.
Habis dimakan tikus-tikus rakuskah?
Atau……..
Luluh lantak digerus fantasi imaji
yang sulit diaplikasi.
Entahlah……..
Tanyakan pada suara sumbang malam.
Biarkan bercermin pada purnama.
Yang begitu kalap ingin didekap.
Mungkin bisa meremukkan tulang rawan rasamu.
Ohh……
Betapa rapuhnya senyawa melankolia ini.
Dan………
Aku terus terpaku di sini.
Membiarkan khayal menebar jaring laba-laba.
Mencari mangsa di dunia nyata.
Kemudian mencumbunya di sekat benang rapuhnya.
Jaringpun menjadi taring…..
Merobek-robek aliran darah di syarafku.
Menancapkan geligi tajam.
Pada luka yang masih basah.
Rasaku telah terbang menjadi remah-remah.
Berserakan tanpa arah.
Sangat payah…….
Bertekuk lutut tersudut sepi.
Tapi…….
Menjadi sebongkah espun
tak akan membekukan jiwa.
Karena aku yakin pada nyala.
Yang masih tersisa……..
Di sini……..
Di titik paling nadir kalbuku.
Disanalah asaku menapakkan jejak di pasir berdebu.
Biarkan aku bertemaram cahaya samar……..
Hanya untuk saat ini……..
Kali ini……..
Biarkan ku pintal jaring-jaring laba.
Menjadi sepasang sayap malaikat.
Yang akan membawaku terbang.
Melintasi dunia imaji fatamorgana.
Tempatku menghibur diri.
Dari pengapnya dunia nyata
yang tak mungkin terelakkan.
Biarkan ku diam.
Dalam jiwa yang mengalun pelan.
Hening……….
Tak terasa…….
Tak dinyana……..
Larut……….
Luruh……..
Lalu menjauh………..

Rabu, 22 Juli 2009

LABIL TAK TERKENDALI


Kenapa aku jadi begini
Jadi limbung seperti ini
Terombang-ambing kesana kemari
Terjebak dalam perasaanku sendiri
Yang diam-diam menusukku sedikit demi sedikit
Meninggalkan bekas luka yang dalam
Memanjang.........
Memerah...........
Memberi nanah
Dan mengalirkan darah
Kesegala penjuru nafas hidupku
Memburu biru segala rasa
Menenggelamkan perasaan jiwa
Mengusung keranda tangis
Menggali kuburan bagi gugusan selaksa lara
Ingin kutaburkan melati putih
Diatas pusaran kenangan lalu
Biar damai abadi di sana
Selamanya..............

Jumat, 26 Juni 2009

TAMAN DENGAN KURSI BIRU DAN SEBOTOL BIR


Dimalam penuh wangi.Kupaksakan langkahkan kaki menuju taman penuh penghuni.Sejenak mataku melirik kearah jarum jam.Sudah jam 10 malam lewat.Lalu kurebahkan tubuhku di atas kursi panjang biru itu.Yang sudah mengelupas catnya,termakan waktu kerak zaman.Banyak tulisan-tulisan yang sebagian nyata dan sisanya hanyalah samar tak berbentuk.Karat kecoklatan menambah wibawa hadirnya.Entah sudah berapa banyak tubuh yang telah merasakan keras peluh bentuknya.Begitu banyak cerita yang terendap dalam bisu setianya.Menjadi satu rasa kata,rahasia abadi.Tak akan ada yang tertutur,bahwa telah banyak derai tawa,air mata,amarah,sumpah serapah,dan cumbu rayu yang tertumpah tak tahu diri di bangku ini.Hmm…………..dan sekarang aku jadi bagian dari rahasia itu.Meskipun aku hanya duduk diam,sendiri,dengan khayalan yang berkelana tanpa arah.Tapi aku tahu,kursi biru ini akan menulis dalam guliran waktunya,bahwa pernah ada seorang anak manusia yang bergelut dengan waktu menunggu pagi.
Kuedarkan pandanganku ke sekitar.Lalu berhenti pada satu titik focus ruang.Aku tertarik pada satu gerombolan anak-anak muda itu.Mereka tertawa riang dengan sebotol bir di tangan.Terbahak-bahak tanpa henti.Seakan melampiaskan kegetiran hidup yang tak bisa ia nafikan.Segala tangis yang mengisi hampa jiwa,terlahir meronta dalam remang malam.Bentuk peliampasan amarah pada hidup yang seakan tak pernah mau bersahabat dengan dunia mereka.Semakin larut,tapi tawa mereka semakin pongah.Menantang malam dan mengutuk mimpi-mimpi orang mapan.Ssttt.........mereka tiba-tiba diam.lalu pecahlah tangis pilu.Sekuat apapun mengelakkan realitas,mimpi tetaplah fiksi.Membabi buta menghibur diri.Tapi apa mau dikata,hati masih meninggalkan sayatan luka.Perih.Meninggalkan bekas dalam jejak waktu.Berpura-purapun takkan menghapus nelangsa dalam semalam.bagi mereka sebotol bir adalh solusi.Mereka bisa mengecap mimpi,meski dalam balutan ilusi.Memabukkan sejenak keluh kesah yang tak berkesudahan.
Kulirik sekilas jam di tangan.Sudah dini hari.Kulihat mereka sudah membisu.Lemas lunglai,tak kuat berdiri lagi.Bergelimpangan di atas tanah basah.Ceracauan bercampur aroma alcohol membuai dinginnya angin menjelang pagi.Mereka sedang bermimpi indah kelihatannya.Karena kulihat senyum kecil di sudut bibir mereka.Syukurlah mereka masih bisa bermimpi.Paling tidak ada hati yang terhibur.Meski hanya ada dalam tidur sekejab.Fuuhhh.........lumayan lama perhatianku terlumpuhkan oleh keberadaan mereka.Sekelumit hidup yang coba kumengerti.Biarkan mereka tertidur pulas di sana.Dan biarkanlah sinar hangat mentari pagi yang akan membangunkan mimpi mereka.
Dingin sudah pagi ini,Kurapatkan jaket kumalku.fajar kelihatannya sudah siap menyapa pagi.Kursi biru inipun sudah basah oleh embun.taman ini juga telah hampa penghuni.hanya ada kursi-kursi kosong bekas sandiwara singkat sisa semalam.Tumbuhan dan bunga sudah letih bersolek diri,menghibur setiap orang yang terpesona kemolekannya.Sudah waktunya aku berlalu dari sini.jiwa,mata,dan telingaku telah terpuaskan wangi singkat hidup malam ini,di tempat ini,di taman ini.kulanjutkan hidupku lagi,hari ini.Mungkin suatu saat aku akan berkunjung ke sini,di malam-malam yang lain.Menghibur letih siangku.......

Senin, 22 Juni 2009

MIMPI PERIH

 
Aku bingung.
Tak tahu apa yang ingin aku lakukan.
Buta langkah.
Terasa buntu segala arah yang ingin kutuju.
Tak berbentuk segala apa yang melintas di kepala.
Terpenjara dalam pengap imaji.
Segala rasa memvonis diri.
Tanpa tahu aku ada untuk apa.
Begitu banyak pilihan yang membentang.
Seluruh penjuru mata angin menawarkan solusi.
Ke barat,aku takut mati.
Ke timur,aku ragu terhenti.
Ke utara,harapan sekarat menanti.
Ke selatan,tak mungkin rasanya terlampaui.
Aku gumuli seluruh angkasa raya.
Bulan bintang tak memberi jawab.
Tak lelah menanti malam berganti pagi.
Namun siang hanya memberi kosong.
Selalu setia berharap panas tak mengeras.
Biar hujan menari lepas.
Mengikis semua beban nelangsa.
Sampai tak ada yang tersisa.
Namun percuma.
Ternyata hujan begitu cepat berlalu.
Menghilang begitu saja.
Sebelum sempat pelangi menyapa dasar jiwa.
Lalu kemanakah akan kucari.
Segala mimpi yang telah lama membuai realita.
Nyata terasa sumir untuk dimengerti.
Birahi fiksi merayu asa.
Terpuruk segala jalinan sutra jiwa.
Merasa semua adalah percuma.
Nyanyian jiwa sumbang sudah.
Akankah mampu melewati yang tersisa.
Meski………
Tertatih-tatih.
Rapuh.
Ringkih.
Kepada bumi lantas aku mengadu
Mengapa tak sedari dulu aku mencari diri.
Biar tegar aku menantang waktu.
Tegak tak terputus.
“Percuma kau beretorika” ucap ilalang datar.
Sedihmu hanya akan menggumpal beku.
Jika jiwamu tak kau biarkan bebas lepas.
Lantas…………
Angin lembah berhembus lirih.
Mengaburkan derita air mata.
Suara gemericik air hujan sisa semalam.
Mengundang derai tawa.
Meski sesaat tak mengapa.
Sudah cukup menghalau gundah.
Dan akhirnya akupun bisa berkata.
Tahukah kau………
Meski lara dan derita menghimpit nadi.
Aku takkan pernah jera bermimpi.
Menemukan damai jiwa.
Di tempat yang telah lama kubayangkan.
Tempat persinggahan terakhir.
Betah berlama-lama aku di sana.
Tanpa berpikir seujungkukupun untuk menafikannya.
Akan selalu ku genggam harapku ini.
Dalam tiap detik langkah hidupku.
Kendati senyum dan tangis.
Akan selalu setia mengiris perih.
Tak mengapa…………
Karena aku adalah kelana jiwa.
Yang siap menerima apa.
Tanpa tahu kenapa.

APAKAH AKU AKAN MEMILIH...?!


Beberapa bulan yang lalu atau bahkan beberapa tahun sebelumnya,Aku sudah memiliki bayangan dan bahkan sudah memastikan siapa “calon presiden” yang akan kupilih.Begitu yakinnya,sampai tidak mempedulikan omongan-omongan busuk di sekitar capres tersebut.Dengan sangat yakinnya pula,aku selalu berkoar-koar lantang bakal memilih siapa di pemilu capres juli mendatang.Bahkan provokasi menjijikkan pernah bersarang di otakku,meski hanya sekedar wacana.Dan dengan segala keyakinankupun,aku berjanji tak akan menjadi golongan putih di pemilu yang ini.Kan kuluangkan waktu sebisa mungkin untuk menjadi bagian dari pesta demokrasi 5 tahunan ini.Antusias dimana-mana.Menyelimuti seluruh lapisan perspektifku.
Ha ha ha… Tapi betapa bodohnya aku saat itu.Begitu polosnya menjadi korban sebuah manipulasi kekuasaan.Terperangkap di alam bawah sadar.Namun segala realita membangunkanku.Politik memang tak sehalus sayap kupu-kupu dan tak sekeras karang di lautan.Ia akan begitu rapuh tanpa pegangan.Politik,akan selalu bersembunyi di balik topeng keabsurdan.Jangan pernah menyerah dalam genggamannya.Semua tak seindah tampakannya.Jangan hanya melihat permukaannya saja.Segala pusaran kepentingan,kekuasaan,dan kekayaan bermain didalamnya.Tak peduli apa yang akan dilakukan meskipun harus menjlat sampai kelu sekalipun,asal segala tujuan tercapai.”najis politik praktis!!!”
Lalu apakah aku akan memilih…?! Aku tak tahu.Aku ragu.Setelah melihat apa yang ada sekarang ini.Seperti sandiwara dengan begitu banyak babak dalam episode yang panjang.Masing-masing capres saling mengeluarkan jurus.Yang menurutku sangat kekanak-kanakan dan bahkan konyol.Mungkin anak TK_pun akan menertawakannya.Bagaimana mungkin orang-orang yang terkenal dengan keintelektualannya,seakan-akan tidak pernah menggunakan otaknya.Hanya mengandalkan emosi sesaat.Saling ejek,saling serang,saling jegal,beretorika tanpa ujung,berwacana tanpa solusi.Pantaskah calon pemimpin Negara melakukan hal-hal yang diluar norma “kepantasan” seperti itu.Dimana kebijaksanaan dan kearifan khas negarawan sejati.Sudah berkalang tanahkah…..? Ataukah masih terpenjara dalam sekat-sekat hati yang angkuh tak tersentuh.Ha ha ha… kembali lagi Tanya yang tak perlu jawab.
Apakah dengan melakukan hal-hal yang konyol tak tahu malu sperti itu,masyarakat akan simpati…?! Lalu akan menjadi loyal memberi dukungan kepada mereka…?! Aku rasa kita semua tahu bahwa masyarakat kita sekarang tidaklah sebodoh dan senaif itu.Mereka sudah cukup cerdas untuk menentukan siapa dan apa yang terbaik bagi dirinya dan masa depan bangsa.Mustahil bagi mereka untuk memilih capres yang sibuk mengais-ngais “sampah”,yang jelas-jelas hanya memberi bau busuk tanpa ada arti sama sekali.Tak bosankah mereka menjual mimpi-mimpi indah tanpa arah.Yang mungkin hanya akan menjadi mimpi-mimpi kosong semata.Membualkan kata-kata yang menurut mereka adalah visi misi sejati.Hal-hal yang seharusnya mencerdaskan tapi berubah menjadi system pembodohan akut.Rakyat seakan-akan hanyalah sekedar subjek.Yang mudah digiring pemikirannya kemana saja.Subjek yang begitu dimanja bila ada sesuatu hal yang diinginkan.Dan apabila hal yang diinginkan sudah didapat,akankah rakyat akan tetap mempunyai suara untuk menggerakan segala kebijakan-kebijakan pemerintahan yang akan terpilih mendatang.Suara-suara yang tak akan termarjinalkan lagi,tapi akan menjadi sebuah prioritas dominasi yang mempunyai andil besar dalam merubah nasib bangsa.
Dan sekali lagi pertanyaannya adalah apakah aku akan memilih…?! Atau aku tak memilih lagi…?! Seperti saat pemilihan caleg.Pikiranku saat itu aku tak akan memilih caleg tapi aku pasti akan ikut memilih presiden.Mengapa aku tak memilih saat pemilihan caleg…?! Tak perlu dijelaskanpun,semua orang pasti akan tahu kenapa.Sampai dimanakah kualitas anggota DPR kita,aku rasa kenyataan di lapangan sudah cukup mendeskripsikan beribu alasan yang mematik alasan aku menjadi “putih”.Kalau kujabarkan satu persatu “kesalahan” mereka dewan terhormat itu,rasanya percuma saja… hanya akan menyulut emosi rasa Maluku saja.
Hmmm… tapi apa mau dikata.Kenyataan berbicara lain.Kadang realitas lebih fiksi daripada cerita fiksi sekalipun.Orang yang dulu ku kira “berkualitas”,ternyata hanya “segitu”.Memang tak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini.Tapi paling tidak mereka bisa lebih bijak dalam menyikapi ketidaksempurnaannya tersebut.
Aku berbicara seperti ini,bukan berarti aku ingin mengajak semua orang untuk pesimis.Ini hanyalah pandanganku secara pribadi,sebagai jiwa-jiwa yang bebas yang mempunya hak.Aku pun ingin selalu optimis.Optimis bahwa mereka masih mempunyai hati dalam memajukan bangsa ini demi kepentingan rakyat banyak.Semua orang mempunyai hak untuk memilih dan tidak memilih.Memilih untuk menyalurkan suara demi kelangsungan bangsa adalah hal yang patut dihargai dan dihormati.Dan memilih untuk tidak memilih adalah juga sebuah pilihan.Kenapa kita harus mempermasalahkannya.Sepanjang dia mempunyai alasan yang jelas dan meruakan pandangan pribadi.Dan sebagai warga Negara Indonesia yang bangga dengan bangsanya.Aku dan tentunya seluruh masyarakat Indonesia berharap pemilu presiden mendatang dapat berjalan lancar dan aman terkendali.Juga,pihak-pihak yang nantinya kalah ataupun menang dapat bersikap dewasa dan legowo dalam menerima hasil apapun yang akan diterima.Bukankah kita ingin lebih dewasa dalam berdemokrasi…?!
Lalu pertanyaan terakhir… Apakah aku akan memilih? Ha ha ha… itu rahasia kawan!

Kamis, 18 Juni 2009

SECANGKIR KOPI



Duduk di luar menikmati malam.
Ditemani secangkir hangat kopi.
Meneguk sedikit demi sedikit pekat nikmatnya.
Menelusuk dada.
Panas sedikit terasa.
Kemudian hangat merasuk seluruh tubuh.
Sendi-sendi serasa mati rasa.
Saraf-saraf menelikung fatamorgana.
Seluruh rasa luruh.
Terbang bersama angin malam.
Membangunkan segala kenangan yang telah terpendam.
Lapuk-lapuk masa lalu kembang kempis.
Mencari nafas yang telah kerontang.

Malam larut dalam diam.
Awan enggan menampakkan rupa.
Rembulan berkabung duka.
Bintang hanya satu dua.
Bayangan dedaunan melukis perih.
Suara erangan malam saling bersahutan.
Berlomba dengan paraunya sepi.

Aku hanya menepi di sini.
Tersudut sunyi.
Menikmati gurauan malam.
Menertawakan hal yang tak pantas disedihkan.
Kemudian………
Sibuk sendiri.
Mencari sesuatu di lubuk hati.
Adakah yang tertinggal di sana.
Apakah terkikis waktu senja kala.
Ataukah masih terendap lara.
Terbangun ketika fajar tiba.

Huufff……….
Tak terasa malam telah menuai rasa.
Kopi inipun sudah meninggalkan cangkirnya.
Tinggal hitam ampasnya.
Yang sudah tak mampu aku telan lagi.
Terasa sakit melewati tenggorokanku.
Sesakit rasa yang telah di undang pelangi malam.

Sudah cukup kunikmati malam ini.
Sudah penuh rasanya dadaku.
Di dekap lenguhan metafora prasangka.
Padahal tak ingin kurasa.
Sudahlah………
Selalu begitu.
Tak kuasa merubahnya.
Seperti deretan peristiwa.
Dalam lensa kabur tak berbentuk.
Cekung.
Cembung.
Datar.

Aku ingin selesai malam ini.
Akan kucari esok lagi.
Yang belum kudapat malam ini.
Ingin kulapangkan tidurku.
Bermimpi hal indah tak bertepi.
Sudah.
Cukup.
Selesai.
………………

Senin, 08 Juni 2009

KEDAULATAN BANGSA

 



A ssalamualaikum Wr Wb.Salam sejahtera untuk semuanya.Saudara-saudari sekalian yang saya hormati,pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.Karena rahmatNya_lah kita bias berkumpul dalam keadaan sehat di dalam pertemuan ini.Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk berbicara di forum ini.
Saudara-saudari yang saya hormati.Dalam kesempatan ini kita akan membicarakan dan membahas tentang kedaulatan bangsa.Mungkin kata-kata ini ,yaitu kedaulatan bangsa,akhir-akhir ini sangat familiar di telinga kita.Berita-berita di media cetak dan elektronik sering membicarakan masalah kedaulatan ini.Dan apalagi kalau bukan kaitannya dengan hubungan bangsa kita dengan Negara tetangga,yaitu Malaysia,yang akhir-akhir ini kembali memanas.
Saudara-saudari sekalian.Kedaulatan bangsa adalah harga mati untuk mempertahankan kelangsungan suatu bangsa.Diperlukan kesadaran setiap warga Negara untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.Dalam artian perlu ditanamkan jiwa nasionalisme yang kuat disetiap jiwa dan pribadi masing-masing individu.Dan dengan adanya jiwa nasionalis yang kuat tertanam di masing-masing warga Negara Indonesia, maka kita akan menjadi suatu bangsa yang solid dan tak terpatahkan dalam menghadapi segala tantangan-tantangan dan ancaman-ancaman.Yang datangnya baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri,yang dapat mengganggu dan merongrong kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.Yang secara langsung maupun tak langsung dapat menghancurkan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia.
Saudara-saudari yang saya hormati.Akhir-akhir ini bangsa kita dihadapkan pada masalah dan konflik yang dapat mengancam kedaulatan bangsa kita ini.Salah satu konflik yang muncul di permukaan dan semakin memanas adalah masalah kita dengan Negara serumpun,Malaysia.Begitu banyak masalah yang timbul seiring hubungan kita dengan Negara jiran tersebut.Dan sebagian besar masalah tersebut disebabkan oleh ulah Negara Malaysia itu sendiri.Mereka seakan tak ada lelah-lelahnya dalam merongrong dan memprovokasi kedaulatan bangsa kita ini.Serentetan kasus tersebut diantaranya adalah,kasus perbatasan/garis batas wilayah,klaim budaya,masalah TKI dan TKW yang tak kunjung berkesudahan,dan lain-lain.
Saudara-saudari sekalian.Dalam masalah garis batas wilayah dengan Malaysia,kita sudah sering mengalaminya.Dan kita tidak ingin kasus Sipadan dan Ligitan kembali terulang.Kita kehilangan bagian dari wilayah Negara Indonesia tersebut,hanya karena kelalaian kita semata.Serta hal ini sangat meninggalkan kekecewaan yang mendalam di setiap hati warga Negara Indonesia.Dan sampai saat ini kita tak habis fikir,bagaimana mungkin dan bagaimana bisa bangsa sebesar kita bisa kecolongan aset Negara yang sangat berharga tersebut.Apakah kita terlalu lemah dalam menghadapi segala tantangan dan “serangan” yang datang,untuk merebut bagian dari wilayah kita.Akankah Negara kita hancur sedikit demi sedikit karena rongrongan dari bangsa lain.Lalu dimana letak “harga diri” kita sebagai bangsa yang kuat,terhormat,dan disegani di mata dunia internasional.Apakah kita akan membiarkan bangsa lain menginjak-nginjak harkat dan martabat kita sebagai bangsa yang berdaulat.
Saudara-saudari yang saya hormati.Kasus Ambalat kembali mencuat.Kita kembali dihadapkan pada hal yang sama.Dan saat ini seharusnya kitalebih bisa mengambil pelajaran dari pengalaman yang telah lalu.Kita harus selalu waspada dan hati-hati dalam menghadapi setiap provokasi yang dilancarkan oleh Negara Malaysia tersebut.Mereka seakan-akan ingin menguji emosi kita.Mengaduk-aduk mental kita.Dengan demikian mereka berharap dapat menundukkan kita dengan mudah.Karena orang yang labil emosinya akan lebih mudah dibobol dan dihancurkan pertahanannya.dan secara langsung maupun tak langsung ,Ambalat akan dengan mudah mereka genggam.Tapi kita tak akan membiarkan hal itu terjadi untuk kesekian kali.Karena kita bukanlah keledai bodoh ,yang akan masuk/melakukan kesalahan pada lubang yang sama.Kita akan dan telah belajar pada kesalahan yang telah lalu.Bersama-sama kita akan membela kedaulatan bangsa ini sampai titik darah penghabisan.
Saudara-saudari sekalian.Kita akan lihat maneuver-manuver apalagi yang akan dilakukan oleh Negara jiran tersebut.Akan melihat dengan tenang setiap atraksi-atraksi “konyol” yang mereka pertontonkan.Tapi kita tetap akan selalu waspada dan siap ‘bertindak” demi kedaulatan bangsa Indonesia,jika mereka berani berulah di luar batas toleransi kita.Dan kita sebagai Negara yang bermartabat dan cinta damai,tak akan mengumbar kata-kata perang begitu saja.Karena kita tahu perang bukanlah solusi terbaik.Karena perang bukan hanya memberi dampak pada pihak-pihak yang berkepentingan saja,tapi juga bagi masyarakat sipil yang tidak bersalah.Kita tetap akan mengedepankan sikap tenang dengan kepala dingin,dalam menjalankan setiap diplomasi/perundingan untuk menyelesaikan setiap masalah yang ada.Dan sekali lagi itu karena kita adalah Negara yang “bermartabat”.Tapi jika semua jalan diplomasi dan opsi-opsi damai tidak dapat memecahkan masalah tersebut,dan Negara yang bersangkutan/yang berkonfrontasi kita tetap keras kepala dan dengan arogannya mengklaimwilayah Negara yang seharusnya menjadi hak kita,mau tak mau meskipun dengan berat hati,jalan satu-satunya adalah mengangkat senjata.Karena sampai kapanpun kedaulatan bangsa adalah “HARGA MATI”.
Saudara-saudari yang saya hormati.Demikianlah pidato saya.Semoga bermanfaat bagi kita semua.Dan mari kita bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi terciptanya kedaulatan bangsa yang utuh.Mari kita tegakkan kedaulatan bangsa setegak-tegaknya.Akhir kata terima kasih atas semua perhatiannya.Wassalamualaikum Wr Wb.
*Ps : pidato ini aku buat dalm rangka menyelesaikan tugas mata kuliah bahasa Indonesia.Aku buat secara spontan.Jadi harap maklum kalau ada kata-kata dan kalimat yang masih carut marut di sana sini. 

MASA KECILKU


Pernahkah kau merasa………..begitu ingin kembali ke masa kanak-kanakmu dulu.Hidup di dunia yang tak kenal penghakiman,penilaian,prasangka dan tuntutan.Jiwa-jiwa yang bebas,tanpa batas.Terbang bebas kesana kemari,tanpa ada beban pengharapan di kedua kepak sayapmu.Hidup yang dalam tiap tarikan nafasnya adalah ketulusan yang suci,sesuci embun pagi.dan dalam setiap aliran darahmu adalah spontanitas yang begitu manis,semanis kembang-kembang gula.Di masa dimana semua benar apa adanya,menjadi dirimu seutuhnya.Tak peduli apa kata dunia,yang kemudian hari mungkin akan mengubahmu menjadi ‘sesuatu” yang diinginkannya.saat kau melakukan kesalahan,dunia akan mendekapmu dalam toleransinya yang begitu agung.Dan saat kau melakukan hal-hal yang mereka anggap benar,segala pujian dari penjuru alam raya akan menina bobokkanmu dalam tidur lelapmu.Segala tawa yang mengalir,dan tangis yang tercurah adalah permata jiwa.Yang kadang kala merupakan senjata ampuh yang mampu meluluhkan hati orang-orang dewasa yang telah terkontaminasi angkuhnya dunia.

Hmm……..kadang aku sangat rindu masa-masa itu.Disaat aku muak dengan segala kemunafikan di muka bumi ini.Semua merasa benar,dengan aturannya sendiri.Ketika ambisi meluluh lantakkan segalanya.Di saat damai menjadi hal yang mustahil,diantara desingan peluru yang mengoyak-ngoyakkan nurani,hati,dan jiwa asasi manusia.
Aku ingin kembali merasakan masa-masa itu.Mengingatkanku pada hal-hal konyol yang pernah kulakukan.yang membuatku tersenyum dan tertawa jika mengingatnya.Menjadi kenangan yang tertancap kuat di benakku.

Fiuhh………teman-teman sudah cukup basa-basinya.Ayo,bersama-sama kita buka album masa kecilku.yang sebagian mungkin sudah terhapus di memori otakku.kalian boleh tersenyum sinis,atau mungkin tertawa terbahak-bahak sepuasnya.Atau barangkali tak sudi membacanya,untuk mengetahuinya,karena tak ingin.Aku tak ingin memaksamu kawan………Karena aku tahu,kalian adalah jiwa-jiwa yang merdeka.tak perlu di setir untuk menjadi satir…….

Dan aku hanya akan menceritakan hal-hal yang benar-benar terbayang jelas di hidupku saat ini.Mari kita mulai kawa-kawan………..lembar demi lembar kehidupan masa kecilku.Hal-hal aneh yang pernah aku lakukan dulu…….HeHeHe……….

*Aku ingin lagi bermain-main sepuasnya dan seharian penuh dengan pasukan lelakiku,teman-teman masa kecilku.Melakukan kekonyolan-kekonyolan dan kebandelan-kebandelan khas anak kecil.Mandi telanjang di sungai,di bawah semburat hangat senja.Berkejaran kesana-kemari,menangkap bayangan matahari.Berlomba-lomba menggapai keindahan kupu-kupu liar,diantara harum mekar bunga-bunga yang penuh warna kesumba.Memanjat dari satu pohon ke pohon lainnya,tanpa di hantui rasa takut jatuh.Mencuri buah di kebun tetangga.Menaikkan layang-layang sampai menyentuh awan putih.Mengejar layang-layang putus,tanpa peduli sengatan mentari dan carut marut luka perih di seluruh tubuh.Menangkap ikan-ikan di kali dengan tangan-tangan mungil.naik ke bukit itu,dengan bekal seadanya.Berlarian diantara rimbun hijaunya rerumputan dan ilalang.Puas sudah sampai di puncak,meski keringat bercucuran membasahi tubuh .Merasakan dan membaui semilir angin yang membawa nafas kami di lembah sana.Meneriakkan gema dan gaung di seluruh penjuru alam.Berhujan-hujanan,mnerasakan dinginnya air dari sang penguasa nyawa.

*Aku rindu…………saat disetiap pagiku harus bermain petak umpet dan kejar-kejaran dengan bapakku.Bersembunyi disetiap sudut rumah,hanya untuk menghindari bangku sekolah.malas,pagi hari harus mandi,dipaksa bermesraan dengan dinginnya air yang tidak bersahabat.

*Aku kangen…………di saat setiap pulang sekolah ,aku memetik bunga melati di setiap pekarangan rumah tetanggaku.Lalu aku simpan di saku bajuku.Aku suka baunya……….begitu lembut,merasuk ke aliran darahku,mengantarkannya ke syaraf otakku.Menenangkan duniaku.Harumnya timbul tenggelam………seperti irama kehidupan manusia.Kusimpan melati itu sampai keesokan harinya.Sampai mengering.lalu ku ganti dengan bunga yang baru lagi.

*Serta banyak hal lain yang sudah tak kuingat lagi.Yang datangnya kadang samar,kadang nyata.Dan hal-hal lainnya,yang tak cukup untuk diceritakan di sini.

Ehmm…………dunia “itu” begitu damai dan menenangkan.Ingin rasanya mengulanginya lagi.Tapi aku sadar itu tak mungkn.Karena kemarin adalah kenangan,hari ini adalah kenyataan,dan hari esok adalah harapan.Dunia akan terus berputar.Membawa kita pada segala kemungkinan-kemungkinan.dan jika setiap saat aku merindukan masa-masa itu.Aku akan membangunkan lagi kenangan-kenangan yang tertidur nyeyak di dalam palung hatiku.Lalu kunikmati sepuasnya, segala warna-warni mimpi-mmpi nyata yang pernah disajikannya.Dan kusyukuri keberadaannya dalam hidupku selama ini.

Kamis, 14 Mei 2009

"HARI INI SAYA MEMILIH UNTUK BAHAGIA"


Mulai saat ini,saya akan menjadi orang yang bahagia.Karena saya sekarang benar-benar mengerti konsep kebahagiaan.Beberapa orang sebelum saya telah mampu memahami kebenaran hukum fisik yang menyebabkan orang hidup bahagiasetiapa hari.Saya tahu sekarang bahwa kebahagiaan bukanlah sebuah emosi yang datang dan pergi dari hidupku.Kebahagiaan adalah sebuah pilihan.Kebahagiaan adalah hasil akhir dari pikiran dan aktivitas yang pasti yang sebenarnya membawa reaksi kimia di dalam tubuh kita.Reaksi ini menghasilkan kegembiraan yang benar-benar bisa saya kendalikan,reaksi yang bagi beberapa orang tidak masuk akal.  

Hari ini saya akan memlih untuk bahagia.saya akan menyambut setiap hari dengan tawa.

Setelah saya membuka mata saya di pagi hari,saya akan tertawa selama tujuh detik.Dalam waktu yang singkat,kegembiraan telah mulai mengalir melalui pembuluh darah saya.Saya merasa berbeda.Saya memang beda! Saya merasa bersemangat dengan hari-hari saya.Saya mengerti dari kemungkinan yang bisa terjadi.Saya bahagia!

Tawa adalah ekspresi dari semangat yang keluar dan saya tahu bahwa semangat adalah bahan bakar yang menggerakkan dunia.Saya tertawa sepanjang hari.Saya tertawa ketika saya sendirian dan saya tertawa ketika bercakap-cakap dengan orang lain.Orang-orang mendekati saya karena saya memiliki tawa di dalam hati.Dunia ini milik orang-orang yang bersemangat,karena orang-orang akan mengikuti mereka kemana pun juga!

Hari ini saya akan memilih untuk bahagia.Saya akan tersenyum kepada semua orang yang saya temui.

Senyuman telah menjadi nama saya.Senyuman akan menjadi senjata paling potensial yang saya miliki.Kekuatan untuk membangun ikatan,menghancurkan es,dan menenangkan badai.Saya akan menggunakan senyuman saya dengan konstan.Karena senyuman saya,orang-orang yang berhubungan dengan saya setiap hari akan memilih untuk meneruskan prinsip saya dan mengikuti kepemimpinan saya.

Saya akan menjadi orang pertama yang selalu tersenyum.Penampilan khusus dari perilaku yang baik akan memberitahukan orang lain apa yang saya harapkan.

Senyuman saya adalah kunci yang menutupi emosi saya.Seorang pria bijaksana pernah berkata “saya tidak menyanyi karena saya bahagia.Saya bahagia karena saya bernyanyi!”.Ketika saya memilih untuk tersenyum,saya menjadi pengendali emosi.Kesedihan,keputusasaan,frustasi,dan ketakutan akan selalu melemah ketika berhadapan dengan senyuman saya.Kekuatan diri saya ditunjukkan ketika saya tersenyum.

Hari ini saya akan memilih untuk bahagia.Saya adalah pemilik semangat bersyukur.

Di masa lampau,saya merasakan kesedihan pada situasi tertentu.Sampai saya membandingkan kondisi hidup saya dengan orang lain yang kurang beruntung.Seperti angin segar yang membersihkan asap di udara.Semangat bersyukur akan memindahkan awan keputusasaan.Bibit frustasi tidak mungkin tumbuh berakar di dalam hati yang bersyukur.

Tuhan telah memberikan banyak hadiah pada saya.Oleh sebab itu saya akan selalu ingat untuk bersyukur.Saya sudah terlalu sering mengucapkan doa seorang peminta-minta,yang selalu lebih dan lupa untuk bersyukur.Saya tidak ingin di kenal sebagai anak yang rakus,tidak menghargai,dan kasar.Saya bersyukur atas penglihatan,pendengaran,dan nafas saya.Jika pernah ada curahan rahmat yang melebihi itu di dalam hidup saya,maka saya akan bersyukur atas keajaiban kemewahan yang diberikan.
Saya akan menyambut setiap hari dengan tawa.Saya akan tersenyum kepada setiap orang yang saya temui.saya adalah pemilik semangat bersyukur.Hari ini saya akan memilih untuk bahagia.

Ps : Aku ambil dari buku yang begitu menginspirasi jiwa ………”The Traveler”s Gift_
Andy Andrews­_

 


Rabu, 13 Mei 2009

MUSIK, SUARA JIWA YANG MERDEKA...



Musik adalah bagian dari kehidupan yang sulit dipisahkan.Dari bangun tidur sampai tidur kembali.helaan dan hembusan nafas.Musik sudah mendarah daging dalam lingkaran waktu manuasia.Tak bisa dibayangkan
jika hidup ini hampa alunan lagu dan derai rangkaian indah nada.Mungkin dunia akan meratap,karena sepi telah menelanjangi munafik ramainya.Yang termarjinalkan sudah.

Musik adalah makanan bagi jiwa-jiwa yang "hidup".Musik adalah bahasa rasa.Tak bisa menafikannya begitu saja.Dalam setiap detik dan dentang waktu,musik memberikan rona dalam setiap sendi nafas perasaan,pikiran,dan tindakan.Sebuah keseimbangan harmoni hidup yang indah.

Musik adalah interpretasi jiwa dari individu-individu yang merdeka.Jdi,musik adalah kreatifitas.Dan kreatifitas adalah ketulusan yang bebas.Tak ada tekanan dan aturan-aturan yang dapat memagarinya.Biarkan kreatifitas terbang melayang tinggi ke angkasa pelangi rasa jiwa.

Musik adalah karya seni.Layaknya karya seni yang lain,seperti lukisan,patung,ukiran,tarian,dll.Ia begitu subjektif.Tergantung penafsiran masing-masing orang.Sebuah karya seni dikatakan bagus/bernilai seni tinggi bagi sesseorang,tapi belum tentu bagi orang lain.Dan sebuah penafsiran bersumber dari selera setiap pribadi-pribadi yang berbeda.Jadi kita tidak bisa memaksakan pemaknaan yang sama pada sebuah karya seni.Dan dalam hal ini khususnya adalah musik.

Adanya interpretasi musik yang berbeda-beda adalah sebuah kewajaran.Karena itulah banyak genre/aliran musik yang bermunculan.Mulai dari Rock,Punk,Underground,Pop,Jazz,metal,hip hop,dangdut,sampai dengan musik tradisional/etnik.Demi untuk pemuasan jiwa seseorang.

Lalu........kenapa orang harus mempermasalahkan karya dan selera musik orang lain.Hanya karena merasa musik yang satu di anggap lebih jelek/berkasta rendah daripada musik yang lain.Bukankah standart "bagus" dalam musik begitu subjektif,tak ada standart "objektif" yang dapat mengukurnya.

Bagi para musisi,biarkan mereka menghasilkan sebuah kreatifitas tanpa ada intervensi dan aturan-aturan di luar dirinya,yang bisa mematikan kreatifitasnya tersebut.Biarkan mereka bebas mengekspresikan apa yang ia ingin ungkapkan dalam dirinya.Sehingga menghasilkan karya seni yang tulus.Dan bukan hanya untuk menyenangkan kuping pendengarnya,tapi juga bisa menyentuh jiwa penikmatnya.Dan yang paling penting adalah antara para musisi bisa saling menghargai karya masing-masing.

Dan bagi para penikmat musik.Nikmatilah dan dengarkan musik yang ingin kau dengar.Puaskan dahaga jiwamu.Tapi juga hargailah selera musik orang lain.Karena itu adalah hak pribadi mereka/masing-masing orang.Jika kita tidak suka pada sesuatu bukan berarti kita harus membenci dan antipati pada hal tersebut kan........???!!!

Sekali lagi,hargailah segala perbedaan.Dan syukurilah semua itu.Karena pada dasarnya segala perbedaan itu adalah anugerah.Yang membuat hidup kita lebih berwarna.Dan perbedaan membangun pribadi dan jiwa menjadi lebih "kaya" dan "tangguh".........

HARI INI SEDIH, PERIH, RAPUH



Hari ini...
aku sepi sendiri
ada yang hampa di hati
tak ada yang peduli
tanpa ada yang mau peduli

Ingin bahagia selalu
tapi ada yang kosong di jiwa
melumpuhkan saraf-saraf rasa
mematikan riak tawa
menenggelamkan segala asa

Mereka,orang-orang itu
datang dan pergi silih berganti
kadang menyentuh rasa
menyapa jiwa
memberi damai hati...
tapi ada yang berlalu
tanpa ada makna
menyesakkan lara
kemudian hilang
begitu saja...

Aku...
hanyalah manusia
penuh dengan emosi rasa
acapkali labil
meluap-luap tanpa batas
stabil,kadang
mengalir seperti air
Dan...
aku bukanlah malaikat
yang selalu sempurna
dalam setiap kepak sayapnya
tanpa ada rapuh
di pusaran hidupnya

Aku ingin...
besok hari
duniaku ceria lagi
aku tahu ini hanya rasa sesaat
karena keadaan
yang menelanjanginya
kan kumaafkan dan kurelakan
segala yang pernah terjadi
di dalam hidupku
hari ini,kemarin
dan esok,yang sudah menanti

Aku tak butuh...
mimpi-mimpi kosong
meski indah,tapi semu
lebih menyenangkan
kenyataan yang menyakitkan
tapi apa yang sebenarnya
tulus,apa adanya
Dan aku lebih memilih
jadi pecundang yang bahagia
daripada jadi pemenang yang menderita
salahkah?
Aku tak peduli!

Rabu, 06 Mei 2009

SELAMAT TINGGAL LELAKI ROCK 'N ROLL

Lelaki itu telah pergi untuk selamanya... Meninggalkan dunia tanpa rasa,yang menyesakkan ini.Kembali ke hangat pelukan sang penguasa fana.Abadi,dalam hembusan nafas sang waktu.

Kau meninggalkan sekeping rasa yang tak pernah terungkapkan.Tapi ketahuilah,kamu lelaki_ku... selalu tersimpan di sini,di dalam lubuk hatiku yang terdalam.Ku kenang kau,sepanjang nafasku.Selalu ada namamu,di setiap detak nadiku.Senyum manismu,tak ingin ku hapus sedetik pun dalam hidupku.Pendar mata beningmu,kan selalu tertanam dalam jiwaku.tak kan lelah ku mengenangmu
.Memeluk rasa ini hingga ke titik nadir.Rasa yang pernah kau genggam begitu dalam.
Tahukah kau lelaki_ku... begitu banyak air mata yang mengalir,mengiringi kepergianmu ke dunia abadi yang telah menanti.Begitu banyak rasa yang tumpah ruah tanpa arah.Sedih.Perih.Meremuk redamkan hati.Yang mengalirkan segala pertanyaan... Mengapa Tuhan memanggilmu begitu cepat. Dan kenapa harus kamu...

Kini setelah kau benar-benar pergi jauh,ta
k tersentuh... Mengapa rindu ini begitu menyesakkan dada.Menusuk tepat ke ulu hatiku.Luruh,tak berbentuk.Dan setiap malam datang menjelang,kala sepi menyapaku.Rindu ini selalu datang bersama rembulan yang suram.Kemudian angin mengalirkan air mataku.Betapapun air mataku kering sudah.Rindu ini selalu ada untukmu. Karena kau adalah pelangi di saat hujanku dan rembulan di saat gelapku.

Dan maafkan aku bila menangisimu.
Bukannya aku tak merelakan kepergianmu.Aku hanya merasa hampa sejenak.Membelenggu lingkaran hidupku.Tapi jangan kuatir lelaki_ku... Aku akan tersenyum,tertawa kembali.Menyapa hangat dunia yang pongah ini.Menyanyikan senandung bahagia.Menarikan ketulusan segala rasa.

Jika setiap saat aku merindukanmu... Aku akan menatap langit malam.Mencari bintang yang paling terang.Dan aku tahu itulah dirimu.Yang akan selalu menerangi malam-malamku.Meskipun hujan dan mendung bisa menghalagi kehadiranmu setiap saat.Itu semua bukan masalah buatku,karena kau selalu hidup di hatiku.Dan aku percaya,kau selalu ada di setiap pusaran aliran darahku.Bila sedih dan muram durjana menyapa rasaku.Aku tahu kau akan menghangatkanku dalam dekapan sayap abadimu.

Tuhan... .Aku ingin kau hadirkan dia dalam mimpi-mimpiku.Meski hanya sekali.Itu sudah cukup bagiku.Lelaki_ku... aku ingin memelukmu dengan sepenuh hati dan jiwaku.Walau ku tahu hanya dalam mimpi.Sudah cukup membuncahkan rasa bahagiaku.Setelah itu,akan ku ucapkan selamat tinggal untuk selamanya.
Selamat tinggal Lelaki Rock N Roll_ku... Damailah dalam tidur panjangmu.Istirahatlah,tidur nyenyak dalam dekapan sang bidadari.Aku tahu kau akan baik-baik saja.Aku takkan merisaukanmu lagi.Karena aku tahu,kau akan bahagia di sana.Tak ada sesuatu apapun yang akan bisa menggores hatimu.Bernyanyi rianglah di sana.Menghirup hembusan nafas damai surgawi.

Lelaki_ku... suatu saat kita akan bertemu di sana.Entah kapan itu.Kita akan bersenda gurau sepuasnya.Melanjutkan rasa yang sempat tertunda.Akhirnya hanya ini yang bisa aku ucapkan padamu “Selamat tinggal dan selamat jalan lelaki_ku... Dan ketahuilah bintangku,aku akan selalu sayang padamu. Teruslah berpijar di sana,di ujung dunia yang abadi.”