Selasa, 10 Juli 2012

AUTISM










COFFEE AND TV


 

BLUR - Coffee and TV 
 
Do you feel like a chain store
Practically floored
One of many zeros
Kicked around, bored?

Your ears are full but you're empty

Holding out your heart
To people who never really
Care how you are

So, give me coffee and TV, history

I've seen so much
I'm goin' blind
And I'm brain-dead virtually

Sociability, it's hard enough for me

Take me away from this big bad world
And agree to marry me
So we could start over again

Do you go to the country?

It isn't very far
There's people there who will hurt you 
'Cause of who you are

Your ears are full of the language
There's wisdom there, you're sure
'Til the words start slurring
And you can't find the door

So, give me coffee and TV, history
I've seen so much
I'm goin' blind
And I'm brain-dead virtually

Sociability, it's hard enough for me
Take me away from this big bad world
And agree to marry me
So we could start over again

Oh, we could start over again
Oh, we could start over again
Oh, we could start over again
Oh, we could start over again


HAHA YANG LAINNYA


 diambil dari sini

Kepala pusing berdesing-desing seperti habis kena gencet sepasang pantat montok gajah betina yang hamil tua; semua serba berputar-putar dan kabur serasa naik bianglala di sebuah pasar malam di sabtu malam; Ngoceh, senyam senyum dan ketawa ketiwi sendiri merasa banyak yang menemani; jadi sangat-sangat sensitif, langsung mencelos ketika mendengar letupan kecil kembang api.

HEI INI HANYA MINUMAN KALENG BERKARBONASI DENGAN NOL PERSEN ALKOHOL! Silly...


Minggu, 08 Juli 2012





Sorry boss, but there's only two men I trust. 
One of them's me. The other's not you. 



- Cameron Poe 'Con Air' -




KAMAR DENGAN SEPASANG JENDELA KACA BESAR


Aku suka kamar dengan jendela kaca besar ini. Mereka sepasang kembar identik dengan mata cemerlang. Melalui mata mereka aku bisa melihat pucuk-pucuk pohon yang menyentuh langit, burung-burung yang lincah terbang memecah awan, atap-atap rumah bergenteng coklat yang menua dalam perangkap lumut yang naif dan ah sebenarnya aku tidak suka dengan kabel-kabel hitam panjang yang melintang sesuka hati diantara pohon-pohon berdaun hijau, seperti monster jelek berlendir yang tengah terjebak di tengah keriangan pesta kebun sore hari. 

Dan pagi ini sambil telentang di atas kasur aku melihat pemandangan itu lagi, lagi lagi dan lagi yang tak membuat bosan. Burung-burung yang kembali riuh rendah, cericitnya yang melengking tak membuat mereka menjadi sosok nyonya tua cerewet dengan jubah hitam menyapu tanah, arogan sekaligus menyebalkan. Dingin dan berkabut, semoga pagi ini bukan melankolia yang lainnya. Eh ada yang berbeda di pucuk-pucuk pohon sebelah sana, ada layang-layang berwarna hijau putih terkoyak di salah satu rantingnya.

Mengganjal kepala dengan tumpukan dua bantal, menumpukan kedua kaki dengan seenaknya pada pinggang jendela kaca dan mata bebas menelanjangi langit berbilur biru dengan aksen hijau muda meski terbatas pada bingkai segi empat - sungguh aku betah melakukan ini sepanjang hari. Ditemani lagu-lagu retro dari radio - aku mendengar Faith No More mendendangkan 'easy like sunday morning' untukku - dan sebatang cokelat 'Superstar' sisa cemilan peneman kopi semalam membuatku benar-benar rela mati sekarang. Oh, aku merasa tumbuh sayap di punggungku.

Ini benar-benar surga, membuat malas beranjak apalagi teriak. Hei tak perlu kuatir, tuhan tak akan mengusirku dari sini karena ini bukan buah terlarang untuk menjadi senang - kadang warna merah menyala itu terlalu mengintimidasi untuk menjadi intim berdansa dansi.
Lagian ini minggu pagi, tak perlu mandi dan gosok gigi.







*suatu hari nanti aku harus punya kamar berjendela kaca sendiri meski dengan luas kamar tak seberapa. Jendela yang tak menghadap tembok beton tinggi, jendela yang tak menolak diajak berbincang. Ya, aku ingin punya kamar dengan sepasang jendela besar dengan kaca cemerlang menantang langit... 


Jumat, 06 Juli 2012

MENGEJA KATA M.A.T.I




Apakah kau takut mati?
Biasa saja.

Bagaimana dengan kehidupan setelah mati?
Itu bukan urusanku. Mati berarti urusanku dengan hidup sudah terputus total. Apakah itu ada hidup setelah mati itu urusan yang ada di sana.

Apakah kau tak percaya tentang konsep neraka dan surga?
Kenapa harus menunggu itu di kehidupan setelah mati? Di bumi ini kita sudah terlalu sering mengalaminya.

Dan tuhan?
Kau tahu, suatu hari aku melihat kecoak mati yang bangkainya dikerubungi semut-semut rakus berwarna orange. Tubuhnya awut-awutan, hanya sayap coklat tuanya yang bisa dikenali. Lantas aku berpikir apa saja yang sempat dilakukan kecoak malang ini sebelum ajal mengulurkan tangan menjabat tangannya, sebelum tubuhnya hancur babak belur. Dan aku tak tahu, berpikir sekeras apapun aku tak akan pernah tahu. Lantas aku mendengar dengungan di kepalaku yang serupa suara lebah; “biarkan itu jadi urusan tuan si maha tahu…”

Aku selalu penasaran bagaimana rasanya sekarat itu. Apakah menyakitkan?
Tenang saja kita semua pasti akan merasakannya. Peduli setan tentang teori-teori ambang hidup dan mati. Itu akan terjadi se-alami mungkin, seperti ciuman pertama…

Cara mati yang menyenangkan menurutmu yang seperti apa?
Mati kaku terserang hipotermia saat melakukan pendakian, tubuh menubruk batu cadas saat melakukan terjun bebas dari puncak tertinggi sebuah tebing karena parasut terlambat mengembang, mati tersengat lebah saat berkebun. Mati disaat melakukan hal yang kau sukai, tak ada yang bisa mengalahkan itu.

Terdengar sangat mengerikan, adakah yang tak menyakitkan?
Ada. Sekarang ini kan sudah ada suntik mati atau tinggal minum obat penghenti detak jatung, membunuhmu dengan ‘halus’ tanpa meninggalkan rasa sakit. Tapi itu cara mati yang sangat biasa menurutku, seperti kau akan biasa merasa senang kalau ada orang yang mentraktirmu makan. Setelah kenyang ya sudah… 

Apakah ada efek sekarat?
Apa bedanya sekarat dan halusinasi?

Entahlah, menurutmu cara mati yang menyedihkan itu seperti apa?
Mati karena bunuh diri, karena sakit akut dan hukuman mati. Karena menurutku inti dari mati adalah sensasi dari kejutan yang ditimbulkannya, entah kapan dan dimana – Bertekuk lutut pada keangkuhan maut  yang sensual sekaligus sekuat tenaga menghindari tatapan mata obsesifnya yang membuat tubuh menggigil.

Impian terbesarmu tentang kematian?
Bila mati nanti aku ingin mendonorkan seluruh organ tubuhku, yang semoga masih layak pakai. Lalu tubuhku yang tinggal tulang dan daging itu dikremasi di dalam tabung kaca bercampur dengan bunga krisan warna-warni yang abunya kemudian di larung di laut. Dan ikan-ikan di laut akan ikut merayakan kematianku dengan cara memamah remah-remah tubuhku yang mengabu. Semoga…

Hahaha, minta ijin dulu pada bapak ibumu.
Ya, kau benar…


WINE IN THE AFTERNOON

















                 Gambar diambil dari sini

So this is summer
And the Calor gas is running low
But I don't mind
I'm doing things and doing them with you

Well you know he's gonna

want his rent tonight
But we'll have to tell him
Haddows swallowed all the rent this month

So summer stains

a sky with inky swirls
that bring the thunder low
But I don't mind,
I'm doing things and doing them with you

And if you're smart you'll put that book back down

You'll drag me to the floor,
drag me down for more

Drinking wine

Drinking wine in the afternoon
Doot doot n doo
Drinking wine
Drinking wine in the afternoon
Doot doot n doo

Tomorrow's Thursday

That's my day of work
That's my day of walking up the
Maryhill road making up
Some lie about some job applied for

When I've been drinking wine

Oh I've been drinking wine in the afternoon
Doot doot n doo

Fifty regal filters left their filthy butts behind

Left their blackened heads down in the ashes
That's the last before
They're pulled apart and placed within the papers
for a drag
A fag deserves a second life
Deserves a second life
Don't we all
Don't we all
Don't we all
Don't we all

Love drinking wine

Love drinking wine in the afternoon
Love drinking wine
Love drinking wine in the afternoon

Bottle of wine, bottle of wine... 





*Franz Ferdinand – Wine In The Afternoon
   

Kamis, 05 Juli 2012

BERKHAYAL TIDAKLAH NAKAL





“Anne, dengarkan aku. Berkhayal tidaklah nakal. Itu bagus. Itulah yang membuat orang-orang menulis buku dan menggambar lukisan dan menggubah musik. Artinya berpura-pura. Teruskan saja melakukannya. Demi Tuhan, jangan berhenti. Itu sering kali bisa menyelamatkanmu dari petaka akibat kedalaman rasa sedihmu.”



-Before Green Gables-


RANDOM: HAL KONYOL


1. Dimensia

Suatu malam dipenghujung tahun 2011 yang sangat haus masuklah saya kesebuah minimarket berinisial A. Tanpa babibu saya langsung menuju lemari pendingin berwarna merah darah menggiurkan. Entah mengapa tiba-tiba mata saya ingin melihat tanggal kadaluarsa di teh kotak dingin yang saya pilih – saya adalah tipikal orang yang langsung konsumsi tanpa peduli tenggat berapa makanan layak masuk kerongkongan – setelah melihat deret angka itu otak saya langsung berputar mencari kesimpulan; “gila!  Ini kan sudah masuk tanggal kadaluarsa.” Bagaimana mungkin toko yang punya nama sebesar ini bisa seceroboh itu. Saya lantas melihat kemasan minuman lain, sama saja. Kemudian saya mencoba membandingkannya dengan makanan ringan dalam kemasan plastik, eh sama juga. 

Entah berapa lama saya berputar-putar di tempat itu, tanpa satu barangpun di tangan saya. Sumpah serapah memenuhi kepala saya. Tiba-tiba entah setan darimana yang untungnya berbaik hati memukul tengkuk saya; ini bukan Desember 2012, ini Desember 2011 bodoh!’ Hahaha, lantas meledaklah tawa saya. Kasihan sekali, entah sudah berapa puluh menit saya bertingkah seperti orang bodoh, yang merasa hidup satu tahun lebih cepat. Benar kata Sinchan, segala bentuk manusia ada di muka bumi ini. Dan saya adalah bentuk dari sinonim kata ‘konyol’. 

2. Mbak Cantik dan Malaysia

“Eh Lin Malaysia itu udah gak jadi bagian dari wilayah Indonesia lagi ya?”

“Eh, apa?

Pertanyaan di siang yang santai itu hampir membuat jantung saya berhenti mendadak. Membuat saya ingin menelan bulat-bulat piring bekas makan siang yang ada di sepan saya. Sumpah kotak tertawa saya hampir meledak tanpa ampun, namun demi melihat ekspresinya yang sungguh-sungguh bertanya – dan saya tak melihat kerut main-main di sana – maka mati-matianlah saya menahan tawa, seperti menahan kentut yang membuat perut cenat-cenut. Kemudian dengan berbaik hati saya jawablah pertanyaannya itu; “besok aku pinjami buku sejarah keponakanku ya?”

Hahaha, sebuah pertanyaan konyol dari mbak cantik wangi yang calon sarjana pula. Ah, katalog belanjaan yang berjibun itu kadang hanya membuat pintar penampilan.

3. Kanker Abal-Abal

Mimisan dan rambut rontok adalah indikasi adanya kanker, sinetron mengajarkan itu. Dan saya mengalaminya saat Dharmawisata ke Bali jaman SMA dulu. Selama di Bali hidung saya tak henti-hentinya mengeluarkan darah, pernah sih saya mimisan tapi ya tak pernah sebanyak itu. Di penginapan saat baru tiba saja saya menghabiskan satu handuk besar demi menampung stok darah dari lubang hidung. Karena itulah kemana-mana saya berbekal tisu seabrek hasil sumbangan dari teman-teman – ya, dari dulu saya paling malas menenteng tisu kemanapun itu. Kalo keringetan ya tinggal elapin ke baju, iyuuuh…

Dan salahnya mimisan itu dibarengi dengan rambut saya yang tiap harinya rontok satu kepalan tangan banyaknya, maka berpikirlah saya yang tidak-tidak. Saya langsung berkonklusi kalau saya menderita kanker stadium sekian. Ketika di dalam bis selama berputar-putar di Bali, pikiran saya melayang ke langit lapis tujuh, membuat alur cerita sendiri; kepala botak – saya tak keberatan dengan ini, berharap bisa semempesona Sinead O'Connor  – obat dan injeksi berkali-kali banyaknya, bagaimana reaksi dan perasaan bapak ibu saya, bagaimana rasanya sekarat, lalu siapa saja yang mengantarkan saya ke kuburan. Saya seperti melihat pementasan drama di kepala keruh saya. Uh, saya merasa tidak sedang di pulau Dewata tapi di pulau penuh rana.

Sekembalinya dari Bali mimisan dan rambut rontok saya hilang begitu saja. “Itu mungkin karena faktor kelelahan saja,” ujar ibu saya. Ah konyol sekali, membuat saya tidak bisa menikmati liburan semaksimal mungkin. Dewa-Dewi di sana pasti menertawakan saya dengan riangnya…


Selasa, 03 Juli 2012


GUILTY PLEASURE




Layang Sworo
Ciptaan : Miswan
Vokal : Ratna Antika

Layangmu, lewat sms hp-mu
Raiso, ngobati kangenku
Sworomu, lewat telepon gratisan
Raiso, ngalai yen sesandhingan 

Janjimu semono tresnamu gede
Nyatane saiki kok tinggalake 

Layang sworo, raiso ngobati
Roso kangen, marang sliramu, yayi…
Layang sworo, raiso ngganteni
Kulino aku, nyandhing sliramu, yayi… 

Layang sworo, raiso ngobati
Roso kangen, marang sliramu, yayi…
Layang sworo, raiso ngganteni
Kulino aku, nyandhing sliramu, yayi..

Layang sworo, raiso ngobati
Roso kangen, marang sliramu, yayi…
Layang sworo, raiso ngganteni
Kulino aku, nyandhing sliramu, yayi..

Layang sworomu, mung nambai, kangene atiku
Layang sworomu, mung nambai, kangene atiku 




*Damn! Lagu ini benar-benar racun! Hahaha...


*DROOLS!





















Justin: He loves me.
Brian Kinney: Your dreamy-eyed school boy.
Justin: In ways that you can't.
Brian Kinney: In ways that I won't. 



Senin, 02 Juli 2012


BUKU IMUT BERWARNA LEMBUT DENGAN WANGI LUMUT



Tiba-tiba saya ingin punya buku diary lagi, setelah tanpa sengaja tangan saya yang ceroboh ini menyenggol tumpukan buku adik saya dan tadaaa… saya menemukan buku mungil dengan tali pembatas berwarna merah hati itu. Kenyataan bahwa adik laki-laki saya yang sangar dan pembangkang itu punya buku ranah pribadi berupa diary bersampul merah jambu bergambar teddy bear membuat sendi-sendi saya membeku sepersekian detik lantas mulut menganga sekian senti dan mengeluarkan bunyi “wow!”. Saya tak tega melihat isinya, dari sampulnya saja saya sudah bisa membaca apa yang ditulis adik saya – pun saya kira itu tindakan yang tak berselera, seperti mengintip orang yang sedang mandi.

Nah betapa saya tidak belajar bahwa penampilan tidak mewakili keseluruhan, betapa universe terlalu besar untuk diwakilkan pada bintang gemintang. “Berhentilah berlagak seperti cenayang!” seharusnya saya tulis itu besar-besar dengan huruf  kapital tebal di jidat saya.

Kontroversi adik saya dengan buku imutnya itu telah menggelitik rasa ingin saya untuk ikut memilikinya. Ego saya tak bisa terima bagaimana saya bisa ketinggalan dalam hal ini dengannya. Bagaimana seekor kucing bisa mencintai hamster. Ah sudahlah, buang ke tong sampah pikiran dangkal saya yang menjijikkan ini.

Ehm tapi kemudian saya tersadar tentang satu hal yang krusial; apa yang akan saya tulis bila saya punya diary? memang sih saya pernah punya diary saat kelas 2 SMP dulu, tapi setelah lembar ke-lima saya mulai bosan. Menuliskan hal-hal pribadi secara gamblang bukan hal yang mudah bagi saya. Saya perlu metafora dan simbol-simbol yang kadang hanya saya sendiri yang bisa mengerti. Introvert adalah nama tengah saya. Saya tak akan dengan mudah membiarkan orang lain mengerti tentang saya. Seperti tipikal permainan Italia yang defensih. Terdengar konyol memang, bahkan pada lembar kertas pun saya masih menyimpan kekikukan yang memicu tremor itu. Tambahan pula apa sih yang mau saya tuliskan, hidup saya toh begini-begini saja; tak ada meteor jatuh diatas kepala saya. Bercerita tentang bubuk kopi robusta java yang baru saya beli kemarin atau tentang kekaguman saya pada kecoak yang terjebak dilubang kloset adalah hal yang perlu dipikir ulang untuk menggubahnya menjadi bentuk deret huruf. Hahaha,sepertinya saya perlu mengkaji lagi perlu tidaknya untuk memiliki buku berwarna lembut itu. “Hei salut untuk kalian yang memiliki buku diary, you  rock!





Post-scriptum; Kalau adik saya tahu saya membahas tentang dia beserta buku imutnya di sini, bisa-bisa tubuh saya dikaramkannya di sungai Amazon, dijadikan hidangan penutup dipesta bujangan para Piranha jejaka! ”Sorry kiddo, just another intermezzo. Hehehe…”




You think you're a man
But you're only a boy
You think you're a man
You are only a toy


-Divine-



Blue For You BLUE


Gambar diambil dari sini

Ha-ha-ha. Akhirnya Italia kalah saudara. Tidak seperti biasanya mereka bermain seterbuka itu, kocar-kacir kayak habis kena kencing – bukan mereka yang biasanya. “Hei Gli Azzurri, kenapa permainan kalian begitu anti klimaks. Loyo kayak yoyo yang nurut dipontang pantingkan kesana kemari. Lupa bawa viagra hah?” Sial! Kenapa saya terdengar seperti komentator bola penderita Manik-Depresif. Mengerikan!

Dan oh benarkah tadi pagi itu pertandingan final? Tanyakan pada jepit rambut warna hitam si Buffon.

Oh Italia, terimalah muntahan dari saya dengan lapang dada;  pendukung kemarin soremu yang menyedihkan yang hanya tahu hasil akhir saja ini. Bahumu pasti masih lelah untuk tegak, makanya kau butuh dua tanganmu itu untuk menyangga dagumu yang biru. Jangan biarkan kepalamu menggelinding masuk selokan. 

Ah apapun itu – di luar kekesalan saya karena sejak tadi pagi di-bully habis-habisan secara verbal oleh teman saya yang seorang Espanyol Militan, ah God Dammit! – Selamat untuk Spanyol, kalian memang pantas mengukir sejarah. *sigh

Nikmatilah kekalahanmu hari ini Italia, nikmati sumpah serapahnya… 


Minggu, 01 Juli 2012

Yea Yea Yeah ITALY!


Gambar diambil dari sini

Biru adalah langit. Langit adalah alam semesta. Alam semesta adalah Tuhan. See, Tuhan akhir-akhir ini selalu bersama tuan-tuan berkaos biru; Manchester City dan Chelsea contohnya. 

Hehehe... :p