Kemarin, saat mata saya sedang asyik menelanjangi
tubuh indahnya mas Gale Harold, tiba-tiba pintu kamar saya digedor-gedor sama
tangan kurang ajar. Jangan-jangan malam ini ada sidak dari para polisi moral yang
terlalu banyak mengkonsumsi Parasetamol. Sial, ini bukan mesum bung: hanya ‘self-service’, menyenangkan diri sendiri
tidak dosa toh? – neraka berdarah! Inilah akibat terlalu banyak membaca cerita erotik:
aliran darah rasanya seperti digelitik hingga detak jantung menjadi titik titik
berbintik.
Oh! Ternyata bukan mereka. Rupanya perempuan
berambut merah bata yang nongol di balik pintu. Ah, sama saja. Tak kalah
menyebalkannya dari sangkaan saya yang pertama. Perempuan itu adalah objek iri
dengki saya selama beberapa hari ini. Bayangkan, berburu jejaka di Jogja
katanya, tapi malah malas mengajak saya. “Aku
lihat kamu sibuk dengan teman-teman tak kasat matamu. Aku takut menganggu
kesenanganmu,” itu alasan gombal-gembelnya. Huh, bilang saja takut bersaing
dengan saya. Sekarang, dia seperti iblis dari perut bumi dengan rambut merah
batanya itu. Berkacak pinggang memenuhi pintu sambil menyeringai lebar hingga
menyentuh lubang telinga, siap mencabut nyawa saya. Menyebalkan! Kenapa malah
dia yang tampak menyeramkan.
“Ada apa?” Tanya saya sambil tak acuh memonyong-monyongkan
bibir.
“Ini ada
titipan surat untukmu,” balasnya sambil melambaikan amplop berukuran sedang
berwarna merah darah.
“Dari siapa?”
tanya sayapenasaran sambil membolak-balik dan mengguncang-guncang surat
misterius itu, siapa tahu ada koin berpeti-peti yang jatuh.
“Aku tidak
tahu, tiba-tiba saat aku bangun tadi pagi ada surat itu di atas kasurku. Lalu ada
suara di belakang kepalaku yang bilang: berikan ini pada teman anehmu
berinisial LM. Bukankah itu terdengar seperti MLM – Multi Level Marketing? Sungguh
selera nama yang buruk.”
“Terus?” kejar saya tak sabar, anak ini
berputar-putar menguji kebijakan saya.
“Terus … setelah
berpikir dan merenung siapa si LM itu,
maka ketemulah kamu. Salahku telah melewatkan petunjuk paling krusial ‘teman
anehmu’, hehe … “
“Well,
penjelasan yang bagus, ntar saya masukin
ke kutipan-tahun-ini,” ujar saya pura-pura antusias meski dalam hati ngedumel ‘plis
deh nggak penting banget’.
Ini nih pertanyaan yang lebih penting, “Terus kamu
bela-belain datang ke sini gitu? Benar-benar bukan kamu yang saya kenal.”
“Hahaha, ya
nggak mungkinlah. Ngapain aku belain datang jauh-jauh dari Jogja ke sini hanya
demi selembar surat anonim. Begini ceritanya: malem ini aku tanpa sengaja
ketemu Doraemon lagi ngopi di angkringan. Terus aku godain dikit deh, eh dianya
mau minjemin aku pintu kemana sajanya. Dan taraaa … jadilah aku di sini
sekarang.”
“Oh wow!” Entah suara saya barusan itu terdengar
sebagai ungkapan rasa kagum atau cemburu semata. Ini benar-benar tak masuk
akal, bagaimana mungkin orang punya keberuntungan seberuntun itu. Brengsek,
saya harus mulai memikirkan mengganti warna rambut menjadi merah menyala agar
si Dewa Hoki lebih tertarik sama saya.
“Baiklah
anak aneh, tugasku sudah selesai. Sekarang saatnya kembali untuk melanjutkan
petualangan berburu jejaka. Daa daaagh … Au revoir … “
Belum sempat menyahut, eh dia nyela lagi, “Hei kamu: sini, berikan aku pelukan dan
ciuman selamat tinggal.” Ha-hah, dasar cewek ambigu.
Baiklah, perempuan itu telah berlalu. Saatnya
membaca surat merah ‘entah-dari-siapa’ ini. Pelan-pelan dibuka sampulnya, eh
ternyata ada selembar halaman surat berlatar putih dengan tinta merah. Setelah menyamankan
posisi duduk, mulailah saya membaca dengan seksama:
Hei makhluk bumi pilihan. Kami alien dari planet merah
mengundang anda untuk bervakansi ke planet kami. Mungkin ini bisa membantu anda
untuk melakukan observasi betapa kerennya planet kami. Dan betapa anda tak akan
menyesal bila suatu hari ingin tinggal di sini.
Kami memilih anda karena menurut penilaian agen rahasia
kami di bumi; anda adalah keren.
Saran kami pada anda; khusus saat berpiknik ke sini nanti
berbusanalah seabsurd mungkin dan bertingkahlah seperti anda yang biasanya agar
para alien kami tahu bahwa anda memang pantas untuk kami undang kemari. Janganlah
berupaya senormal mungkin, itu akan terlihat janggal di mata kami.
Para utusan kami akan menjemput anda tepat di malam
natal. Di saat semua orang teralihkan pada kedatangan Sinterklas, anda dengan
aman tanpa disadari siapapun akan melaju ke planet merah menaiki UFO yang akan
dengan mulus mendarat di pekarangan belakang rumah anda.
Baiklah, tunggu kami di tanggal 24 malam 25 dan kita akan
bersuka ria berhuru hara sampai perutmu mual menahan tawa.
Sampai jumpa lagi, salam membara dari planet merah!
Nb: di planet kami tumbuh idiom lama yang dijaga kelangsungan
hidupnya; ‘orang keren tak akan datang dengan tangan hampa.’
Oooh wooow … Ini benar-benar keberuntungan tak
terbayangkan. Saya senang, saya riang, saya melayang. Ini benar-benar
kehormatan tiada terkira. Rasanya saya ingin meledak saking gembiranya. Melompat
lompat, membenturkan tubuh ke tembok, guling-guling di ranjang sampai jatuh
berdentum mencium lantai: semua itu tak cukup mengekspresikan letupan emosi
saya sekarang ini. Jejaring tubuh saya isinya dopamin semua. Hahaha, tolong! Saya
bisa mati kegirangan. AKHIRNYA SAYA BISA MELIHAT PLANET MERAH!
Meski alien itu tak mau rugi tapi dengan senang
hati saya mau memenuhi. Jadi kira-kira apa ya yang akan saya bawa ke sana? Yang
sekiranya keren dan tak ada di sana. Oke, saya akan membuat daftarnya sekarang.
Meski ini agak spekulatif, namun tak akan melenceng jauh saya kira. Bukankah
cara berpikir mereka agak mirip dengan saya, kalau tidak bagaimana mungkin
mereka bisa tertarik sama saya. iya, saya penganut paham Narsistiks-Kompleks.
Inilah daftar apa-apa yang sekiranya akan saya
bawa sebagai cindera mata pengikat hati untuk para sahabat dan rekan alien di
planet merah sana:
1. Bibit
tomat merah dan durian
Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa dua
jenis buah itu adalah hasil dari peradaban manusia yang berbudi luhur.
2. Cetak
biru standar tampan menurut saya
Ini semata kalau suatu saat saya menetapkan
pilihan untuk tinggal di sana, para pemuda alien akan punya ‘rambu-rambu’ untuk
mendekati saya.
Ini standar garis besar secara fisik: rambut
gondrong, bahu lebar, tungkai kaki panjang, sorot mata berbahaya, ketek nggak
boleh dicukur mulus, dll [dipikirin belakangan].
Saya nggak mau kasih tau standar non fisiknya
seperti apa, karena ini rahasia saya dengan alien planet merah. Lebih kurang
ajar atau lebih bersahabat, silahkan berteka-teki.
3. Wafer coklat
‘Superman’
Hai, para alien. Kalian tak perlu segenggam pil
penenang atau obat-obatan yang menghalusinasi, cukup sebatang wafer coklat
superman: jilat, gigit, kunyah, telan, dan kalian akan terbang ke awan.
4. Cotton Buds
Saat alien-alien itu sedang berkontemplasi atau
meditasi, pengorek lubang kuping itu akan membantu mereka lebih cepat mencapai
nirwana.
5. Syahrini
Saya akan membawa semua rekaman sepak terjang
teteh Syahrini. Mulai dari yang bulu-mata-anti-badai, jambul terowongan
Casablanca, Bubu, hingga cethaaar membahana badai tsunami. Siapa tahu
alien-alien di sana sedang kekurangan hiburan. Jadi ini bisa dijadikan
penghilang stress para alien yang dituntut untuk selalu keren.
Ah, sudah. Itu sudah cukup untuk buah tangan yang
keren. Sekarang saatnya berkemas kemas. ‘Siapkan
keranjang kayumu dan kita pergi bervakansi. Jangan lupa bawa bekal secukupnya,
udara di luar gampang membuat lapar. Syananana … ’