Senin, 22 Juni 2009

APAKAH AKU AKAN MEMILIH...?!


Beberapa bulan yang lalu atau bahkan beberapa tahun sebelumnya,Aku sudah memiliki bayangan dan bahkan sudah memastikan siapa “calon presiden” yang akan kupilih.Begitu yakinnya,sampai tidak mempedulikan omongan-omongan busuk di sekitar capres tersebut.Dengan sangat yakinnya pula,aku selalu berkoar-koar lantang bakal memilih siapa di pemilu capres juli mendatang.Bahkan provokasi menjijikkan pernah bersarang di otakku,meski hanya sekedar wacana.Dan dengan segala keyakinankupun,aku berjanji tak akan menjadi golongan putih di pemilu yang ini.Kan kuluangkan waktu sebisa mungkin untuk menjadi bagian dari pesta demokrasi 5 tahunan ini.Antusias dimana-mana.Menyelimuti seluruh lapisan perspektifku.
Ha ha ha… Tapi betapa bodohnya aku saat itu.Begitu polosnya menjadi korban sebuah manipulasi kekuasaan.Terperangkap di alam bawah sadar.Namun segala realita membangunkanku.Politik memang tak sehalus sayap kupu-kupu dan tak sekeras karang di lautan.Ia akan begitu rapuh tanpa pegangan.Politik,akan selalu bersembunyi di balik topeng keabsurdan.Jangan pernah menyerah dalam genggamannya.Semua tak seindah tampakannya.Jangan hanya melihat permukaannya saja.Segala pusaran kepentingan,kekuasaan,dan kekayaan bermain didalamnya.Tak peduli apa yang akan dilakukan meskipun harus menjlat sampai kelu sekalipun,asal segala tujuan tercapai.”najis politik praktis!!!”
Lalu apakah aku akan memilih…?! Aku tak tahu.Aku ragu.Setelah melihat apa yang ada sekarang ini.Seperti sandiwara dengan begitu banyak babak dalam episode yang panjang.Masing-masing capres saling mengeluarkan jurus.Yang menurutku sangat kekanak-kanakan dan bahkan konyol.Mungkin anak TK_pun akan menertawakannya.Bagaimana mungkin orang-orang yang terkenal dengan keintelektualannya,seakan-akan tidak pernah menggunakan otaknya.Hanya mengandalkan emosi sesaat.Saling ejek,saling serang,saling jegal,beretorika tanpa ujung,berwacana tanpa solusi.Pantaskah calon pemimpin Negara melakukan hal-hal yang diluar norma “kepantasan” seperti itu.Dimana kebijaksanaan dan kearifan khas negarawan sejati.Sudah berkalang tanahkah…..? Ataukah masih terpenjara dalam sekat-sekat hati yang angkuh tak tersentuh.Ha ha ha… kembali lagi Tanya yang tak perlu jawab.
Apakah dengan melakukan hal-hal yang konyol tak tahu malu sperti itu,masyarakat akan simpati…?! Lalu akan menjadi loyal memberi dukungan kepada mereka…?! Aku rasa kita semua tahu bahwa masyarakat kita sekarang tidaklah sebodoh dan senaif itu.Mereka sudah cukup cerdas untuk menentukan siapa dan apa yang terbaik bagi dirinya dan masa depan bangsa.Mustahil bagi mereka untuk memilih capres yang sibuk mengais-ngais “sampah”,yang jelas-jelas hanya memberi bau busuk tanpa ada arti sama sekali.Tak bosankah mereka menjual mimpi-mimpi indah tanpa arah.Yang mungkin hanya akan menjadi mimpi-mimpi kosong semata.Membualkan kata-kata yang menurut mereka adalah visi misi sejati.Hal-hal yang seharusnya mencerdaskan tapi berubah menjadi system pembodohan akut.Rakyat seakan-akan hanyalah sekedar subjek.Yang mudah digiring pemikirannya kemana saja.Subjek yang begitu dimanja bila ada sesuatu hal yang diinginkan.Dan apabila hal yang diinginkan sudah didapat,akankah rakyat akan tetap mempunyai suara untuk menggerakan segala kebijakan-kebijakan pemerintahan yang akan terpilih mendatang.Suara-suara yang tak akan termarjinalkan lagi,tapi akan menjadi sebuah prioritas dominasi yang mempunyai andil besar dalam merubah nasib bangsa.
Dan sekali lagi pertanyaannya adalah apakah aku akan memilih…?! Atau aku tak memilih lagi…?! Seperti saat pemilihan caleg.Pikiranku saat itu aku tak akan memilih caleg tapi aku pasti akan ikut memilih presiden.Mengapa aku tak memilih saat pemilihan caleg…?! Tak perlu dijelaskanpun,semua orang pasti akan tahu kenapa.Sampai dimanakah kualitas anggota DPR kita,aku rasa kenyataan di lapangan sudah cukup mendeskripsikan beribu alasan yang mematik alasan aku menjadi “putih”.Kalau kujabarkan satu persatu “kesalahan” mereka dewan terhormat itu,rasanya percuma saja… hanya akan menyulut emosi rasa Maluku saja.
Hmmm… tapi apa mau dikata.Kenyataan berbicara lain.Kadang realitas lebih fiksi daripada cerita fiksi sekalipun.Orang yang dulu ku kira “berkualitas”,ternyata hanya “segitu”.Memang tak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini.Tapi paling tidak mereka bisa lebih bijak dalam menyikapi ketidaksempurnaannya tersebut.
Aku berbicara seperti ini,bukan berarti aku ingin mengajak semua orang untuk pesimis.Ini hanyalah pandanganku secara pribadi,sebagai jiwa-jiwa yang bebas yang mempunya hak.Aku pun ingin selalu optimis.Optimis bahwa mereka masih mempunyai hati dalam memajukan bangsa ini demi kepentingan rakyat banyak.Semua orang mempunyai hak untuk memilih dan tidak memilih.Memilih untuk menyalurkan suara demi kelangsungan bangsa adalah hal yang patut dihargai dan dihormati.Dan memilih untuk tidak memilih adalah juga sebuah pilihan.Kenapa kita harus mempermasalahkannya.Sepanjang dia mempunyai alasan yang jelas dan meruakan pandangan pribadi.Dan sebagai warga Negara Indonesia yang bangga dengan bangsanya.Aku dan tentunya seluruh masyarakat Indonesia berharap pemilu presiden mendatang dapat berjalan lancar dan aman terkendali.Juga,pihak-pihak yang nantinya kalah ataupun menang dapat bersikap dewasa dan legowo dalam menerima hasil apapun yang akan diterima.Bukankah kita ingin lebih dewasa dalam berdemokrasi…?!
Lalu pertanyaan terakhir… Apakah aku akan memilih? Ha ha ha… itu rahasia kawan!

Tidak ada komentar: