Rabu, 19 Agustus 2009

MERDEKA!!!

 
Kalau kau pikir kita sudah merdeka.
Lihatlah wanita tua di ujung aspal sana.
Berteman panas matahari mengejar mimpi.
Meski usia tinggal sepenggal nafas.
Tak urung menjejakkan langkah kaki telanjangnya.
Di atas aspal panas yang penuh luka.
Menengadahkan tangan.
Mencari belas kasihan kepada sesama pribumi.
Receh demi receh begitu berarti atas nama sesuap nasi.
Bukan karena malas ia meminta-minta iba.
Tapi karena zaman begitu anti pati pada dunianya.
Akankah yang duduk di atas sana peduli akan rintihnya.
Akankah bisa melihat derai air matanya
diantara silau kuasa yang membuncitkan perut.
Tapi aku tahu……
Perempuan tua itu tak butuh empati dan simpati palsu.
Dia akan terus bisa melanjutkan hidup.
Bergelinjangan dengan kerasnya hidup yang kasat mata.
Karena tak ada gunanya menggantungkan hidup pada Negara.
Yang sibuk mengurusi kuasa orang berpunya.
Dibalik kedok gubuk-gubuk rakyat jelata.
Jadi………
Memeras keringat darah di negeri sendiri.
Di ujung dera saudara sebangsa sendri.
Tak punya kuasa menentukan nasib sendiri.
Pantaskah itu disebut sebuah kemerdekaan…?!

Kalau kau pikir kita sudah merdeka.
Tengoklah suara-suara yang terbungkam sudah.
Hanya membentur tembok-tembok tebal tak kenal nurani.
Memberangus pendapat-pendapat berlidah api.
Yang akan membakar kerut dahi mereka.
Kepala yang hanya digunakan untuk kepentingan sendiri.
Peduli setan…..!!!
Kantong tebal,telah penuh dolar.
Tak peduli apa kata kaum termarjinalkan.
Mereka hanyalah boneka yang didengarkan.
Dan dianggap ada.
Jika ada yang dibutuhkan.
Peduli setan suara perubahan yang merontokkan kantong….!!!

Kalau kau pikir kita sudah merdeka.
Lalu dimanakah perginya rasa aman.
Kemanakah larinya sebuah kebanggaan.
Tersudut kemanakah kaum terpinggirkan.
Tersesat di ujung manakah segala mimpi-mimpi anak pribumi.
Dan begitu banyak pertanyaan untuk mempertanyakan
segala kemerdekaan ini.
Kemerdekaan yang sudah terbiasa dirayakan setiap setahun sekali.
Sudah biasa…….
Sangat biasa malah………
Tapi kebiasaan tanpa makna adalah kesia-siaan belaka.

Kemerdekaan bukanlah seremonial belaka.
Bukan hanya pengibaran bendera kurang lebih satu jam.
Setelah itu usai sudah.
Bukan cerocos pidato-pidato pengobar semangat.
Juga bukan sekedar lomba-lomba penggembira.
Kemerdekaan adalah pemaknaan.
Merdeka bukan hanya terbatas pada pengertian
merdeka politik,dalam batasan Negara dan bangsa.
Melainkan juga merdeka dalam hal pemikiran dan jiwa
dalam batasan sebagai manusia-manusia hamba Tuhan.
Dan merdeka dari semua bentuk “dominasi” manusia lain.

Betapa banyak darah yang mengalir.
Dan betapa banyak nyawa melayang.
Demi tegaknya kedaulatan bangsa.
Api semangat para pahlawan yag tak pernah padam.
Mempertahankan tetap tegaknya sang saka merah putih.
Terima kasih para pahlawan-pahlawanku.
Segala jasa-jasamu patut di hargai dan diteladani.

Lalu dimanakah kita…..
Dalam mengisi kemerdekaan ini.
Agar darah dan airmata para pahlawan tidak terbuang sia-sia.
Isi kemerdekaan dengan apa yang kita punya dan kita mampu.
Walaupun hanya seujung kukupun……..
Pertahankan kedaulatan bangsa!
Kobarkan nasionalisme!
Walaupun apa yang terjadi…….
Sebobrok apapun bangsaku ini nanti.
Indonesia tetaplah kebanggaanku.
Gumpalan darah ragaku……
Hembusa nafas ke_ADA_anku……
MERDEKA……!!!



* To all invincible heroes who’s been fighting for humanity,environment,and animal right.My deepest respect.Goes to all.Thank you. ^_^

Tidak ada komentar: