Rabu, 19 Agustus 2009

DIAM

DIAM

Hmm………
Mencoba mendiamkan diri sejenak.
Membiarkan pikiran berlari liar.
Melintasi cengkeraman dimensi waktu.
Mengayuh di rimba luas masa lalu.
Mengais-ngais peluh yang masih tercecer.
Di dinding terjal hati yang telah berkerak.
Berlumut sudah di sana.
Menjadi lembab pelataran logika.
Meraung……..
Meronta………
Membabi buta………
Lalu lemah lunglai tak punya daya.
Upaya pun tak ada kuasa.
Lelah terisak-isak .
Menembus kelenjar air mata.
Yang kering sudah……….
Suara-suara di kepala……
Terdesak segala kepekatan kelam.
Mencekat di ujung lidah yang kelu.
Menjadi dahak penuh nanah menahun.
Hanya bau busuk…….!!!
Hanya sampah penuh laknat…….!!!
Jika kusemburkan segala.
Apa yang berjejal-jejal dipelupuk otak.
Akan mengkontaminasi udara.
Euforia dan histeria akan terjerat
lolongan serigala bermata merah.
Dosa niscaya menggelinding kemana-mana.
Membentur dinding-dinding ego megalomaniak.
Yang sudah berkarat dan berlubang-lubang.
Habis dimakan tikus-tikus rakuskah?
Atau……..
Luluh lantak digerus fantasi imaji
yang sulit diaplikasi.
Entahlah……..
Tanyakan pada suara sumbang malam.
Biarkan bercermin pada purnama.
Yang begitu kalap ingin didekap.
Mungkin bisa meremukkan tulang rawan rasamu.
Ohh……
Betapa rapuhnya senyawa melankolia ini.
Dan………
Aku terus terpaku di sini.
Membiarkan khayal menebar jaring laba-laba.
Mencari mangsa di dunia nyata.
Kemudian mencumbunya di sekat benang rapuhnya.
Jaringpun menjadi taring…..
Merobek-robek aliran darah di syarafku.
Menancapkan geligi tajam.
Pada luka yang masih basah.
Rasaku telah terbang menjadi remah-remah.
Berserakan tanpa arah.
Sangat payah…….
Bertekuk lutut tersudut sepi.
Tapi…….
Menjadi sebongkah espun
tak akan membekukan jiwa.
Karena aku yakin pada nyala.
Yang masih tersisa……..
Di sini……..
Di titik paling nadir kalbuku.
Disanalah asaku menapakkan jejak di pasir berdebu.
Biarkan aku bertemaram cahaya samar……..
Hanya untuk saat ini……..
Kali ini……..
Biarkan ku pintal jaring-jaring laba.
Menjadi sepasang sayap malaikat.
Yang akan membawaku terbang.
Melintasi dunia imaji fatamorgana.
Tempatku menghibur diri.
Dari pengapnya dunia nyata
yang tak mungkin terelakkan.
Biarkan ku diam.
Dalam jiwa yang mengalun pelan.
Hening……….
Tak terasa…….
Tak dinyana……..
Larut……….
Luruh……..
Lalu menjauh………..

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ternyataa awkmu luee parah daripada akoo mbess....lueeh aboot oerepmu...
tapii awkmu isok nutupi ikuu kbeh...
mbess crito'o ambek akoo thaa lek oerepmu iku rodok aboot insyaallah akoo isok bantu....SEMANGATH!!!!!!!!

ladiedie666@yahoo.com