Kamis, 29 November 2012

FLY ME TO THE MOON


 gambar diambil dari sini


Perasaan ingin tak terlihat ini kadang terlalu menguras. Bukan, saya sedang tak ingin menjadi ‘Hollow Man’ ataupun ‘Casper’. Tapi kadang perhatian yang terlalu berlebihan itu membuat canggung dan membikin murung. Tidak semua orang terlahir sebagai Musdalifah dan Nasar yang nyaman bergenit ria di depan kamera; Syahrini dengan jambul ‘apalah itu namanya’ yang luwes diiringi suara mendayu merayu secara seporadis menguasai isi berita infotainment; atau-pun para politisi berperut buncit yang berbusa-busa membuat pembenaran atas kelakuan brengsek di acara diskusi tolol di berita televisi.

Dulu, saya sering melakukan imaji konyol yang seperti ini; suatu hari tanpa sengaja menemukan ramuan ajaib yang membuat tubuh tak bisa terlihat. Kemudian dengan tubuh tak terlihat itu saya memanfaatkannya untuk keliling dunia. Saya tak perlu uang melimpah atau-pun buku kecil bersampl hijau itu. Melanglang buana dari satu negara ke negara lain menggunakan semua moda transportasi yang semuanya gratis. Begitupun saat harus menginap, makan, masuk ke wahana pariwisata dan lain sebagainya tanpa mengeluarkan uang sepeser-pun. Itu semua mungkin, karena saya tak terlihat. Dan satu lagi keuntungan yang tak boleh terlewatkan, saya bisa memelototi sepuasnya para lelaki tampan di seluruh penjuru dunia. Melakukan apa saja terhadap musisi idola saya, yang biasanya hanya bisa saya lakukan di fantasi saja. Hahaha, betapa meneteskan liur!

Iya, anda bisa menyebut saya ‘selfish Maniac’. Sayang sekali, saya bukanlah penderita ‘Loneliness Syndrom’. Jadi, jauhkan obat anti depresan itu dari jangkauan saya!


Tidak ada komentar: