Jumat, 30 November 2012

BERMAIN PERAN


Membakar tenggorokan dengan bergelas-gelas cairan bening
Mata mengunang pada kepala yang memancarkan gelombang tak berpola
Mengapung pada lamunan yang tak berkenan
Memburai pada sebuah peluh yang menggenang di pelupuk mata
Lantas merutuki kenyataan yang tak semanis gula jawa
Apakah harus pura-pura merasa lega atau tak pernah ada?
Pada apa-apa yang ternyata bukan iklan pariwara ataupun sinetron beratus episode belaka
Ah, tapi aku ini bukanlah pemain watak yang pandai main peran
Ini seperti goresan luka yang ditaburi garam
Bagaimana mungkin bisa berpura-pura tidak perih?
Lihatlah ringisan ini, sayang

Ada serigala duduk manis di hadapan
Dia menggeram
Kemudian mengaum
Tanpa rasa malu menampakkan gerahamnya yang penuh lubang berbelatung mengamis darah
Keningku mengernyit
Bulan purnama sudah berlalu lima malam yang lalu
Apakah kunang-kunang menyesatkannya ke sini?
Sungguh-sungguh tak berselera tinggi
Ini malam terlalu pagi untuk menepi
Pun aku bukanlah teman yang rakus untuk berbagi
Gerhana tak akan terjadi di sini,
ini terlalu pagi

Huh,
mengapa belum mengawang tinggi-tinggi
Mari kita ulangi,
satu tegukan lagi


Tidak ada komentar: