Membakar tenggorokan dengan
bergelas-gelas cairan bening
Mata mengunang pada kepala yang
memancarkan gelombang tak berpola
Mengapung pada lamunan yang tak
berkenan
Memburai pada sebuah peluh yang
menggenang di pelupuk mata
Lantas merutuki kenyataan yang tak
semanis gula jawa
Apakah harus pura-pura merasa lega
atau tak pernah ada?
Pada apa-apa yang ternyata bukan iklan
pariwara ataupun sinetron beratus episode belaka
Ah, tapi aku ini bukanlah pemain watak
yang pandai main peran
Ini seperti goresan luka yang ditaburi
garam
Bagaimana mungkin bisa berpura-pura
tidak perih?
Lihatlah ringisan ini, sayang
Ada serigala duduk manis di hadapan
Dia menggeram
Kemudian mengaum
Tanpa rasa malu menampakkan gerahamnya
yang penuh lubang berbelatung mengamis darah
Keningku mengernyit
Bulan purnama sudah berlalu lima malam
yang lalu
Apakah kunang-kunang menyesatkannya ke
sini?
Sungguh-sungguh tak berselera tinggi
Ini malam terlalu pagi untuk menepi
Pun aku bukanlah teman yang rakus
untuk berbagi
Gerhana tak akan terjadi di sini,
ini terlalu pagi
Huh,
mengapa belum mengawang tinggi-tinggi
Mari kita ulangi,
satu tegukan lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar