Tengkorak belakangku berdenyut dan berdentam tanpa jeda.
Kepalaku seperti akan meledak.
Denyarnya menjalar hingga ke ujung mata.
Turun hingga ke punggung.
Rasanya ada yang salah dengan tulang belakangku.
Ada sayatan panjang dari tengkuk sampai ujung tulang ekor.
Aku masih merasakan dinginnya jejak mata pisau di sana.
Ngilu tak tertahankan.
Meremukkan seluruh sendi.
Siapa berani melukaiku?
Tak ada untungnya.
Hanya buang waktu saja.
Seperti berita kecelakaan pesawat Rusia dan Lady Gaga di televisi
akhir-akhir ini.
Awalnya semua tampak biasa dan antusias.
Tapi lama-lama semakin berlebihan dan memuakkan
“Hei, apa kabar anak-anak korban trafficking?”
Ya, mereka memang tak sesuperior orang-orang berkulit pucat itu.
Ah, semakin ngelantur….
Hm, mataku menangkap sosok itu.
Di cermin seberang ruang sana ada bayang berjubah hitam dengan pisau
berlumuran darah di tangan kirinya.
Huh! Sungguh penampilan yang membosankan.
Membuat ngantuk.
Sepertinya mereka harus
sering-sering nonton drama Korea.
Biar tampilan ghotic mereka
lebih berwarna layaknya permen.
Hahaha…
Kekonyolan barusan seperti anestesi.
Mengalihkan sementara rasa sakit.
Aduh apa ini…
Ada rasa amis dan asin di kerongkonganku.
Menjalar mencari jalan keluar.
Mendesak-desak layaknya air di pintu waduk.
Bum! Akhirnya jebol juga.
Telinga, hidung dan mulutku penuh darah.
Anyir…
Bumi tempatku berpijak mengalirkan listrik dengan daya volt tinggi ke
ubun-ubun.
Semua berputar dan bergetar.
Menampilkan potongan-potongan gambar dari masa lalu yang tumpang tindih.
Tak sempat memperdulikan rasa sakit.
Hanya kebingungan yang mengambang.
Kau tahu, aku hampir mancapai klimaks.
Terengah-engah.
Nyaris sampai.
Dan tiba-tiba ada yang iseng mencabut kesenangan ini.
Sial! Pasti ulah mahkluk berjubah hitam jelek itu.
Semuanya tampak begitu gelap…
Dingin…
Senyap…
Dan
Sepi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar