Kamis, 31 Mei 2012

NASIONALISME DI KOTAK AJAIB


Hai isi perut yang sedang bergejolak, tahukah kamu? Sekarang ini tampilan nasionalisme di televisi semakin lebay saja. Melebihi lollipop, terlalu berwarna dan terlalu manis – heran, berapa banyak batang gula dan pensil warna yang disia-siakan demi menarik mata dan merangsang lidah…
Nasionalisme adalah profit. Rasa bangga dan cinta terhadap bangsa sudah menjadi komoditas. Dijual serupa kacang rebus dengan bungkus kertas bekas yang sedikit berminyak; “ini sangat murah, maka belilah. Ayo nikmati selagi hangat…” Seperti wanita berlipstik tebal dengan rok di atas lutut memamerkan paha mulus yang bisa kau temui di pinggir jalan tengah malam; “kau berani bayar berapa? Maka pelayananku akan setimpal. Kecewa dan sesal bukan untuk malam ini sayang…”
Televisi adalah penampil sejati. Ia tahu dengan baik bagaimana cara menanamkan imej di otak-otak yang matanya melotot terpapar radiasi sinar layar kaca tanpa harus terlihat terlalu menggurui dan sok tahu [hmm... bukankah itu terdengar so sweet dan bijaksana sekali. Hahaha]. Di televisi nasionalisme dikemas semenarik mungkin dengan pita warna-warni dan kelap-kelip di sana sini. Biar yang melihat silau matanya dan tergerak hatinya. Siapa yang kuasa menolak tampilan memesona? Ah, taiklah…



*dibuat saat ada gegap gempita sepakbola nasional di layar kaca. Atas nama Nasionalise barisan do’a pun masuk televisi. Sangat berlebihan saudara. Sampai membuat mual… 

Tidak ada komentar: