UFO. Pasti kamu sering mendengar kata ini kan? Dan
pastinya lagi ketika ada kata UFO maka dipikiranmu akan terlintas sebuah bentuk
kata lain, yaitu ALIEN. Ibaratnya kereta api bagi manusia, Ufo ini adalah moda
transportasi favorit yang biasa digunakan Alien bila bepergian kemana-mana,
khususnya untuk perjalanan yang menempuh jarak dan waktu yang panjang dan lama.
Mungkin kalau ingin bepergian ke tempat yang jaraknya hanya sekian kilometer
mereka cukup menggunakan sepeda angin dimana rodanya terbuat dari baling-baling
yang bisa dipakai di darat dan air. Jadi tidak heran kalau Alien-Alien itu
pinggangnya ramping-ramping.
Eh, jangan
putar bola matamu seperti itu, kamu pikir aku konyol? Jadi begini, aku pikir selama ini para Alien
itu sangat terinspirasi dengan binatang bumi bernama katak. Kalau kamu tak
percaya lihat saja bangun tubuh mereka: dari jemari kaki sampai bentuk bola
mata, apakah itu tak mengingatkanmu pada makhluk si peramal hujan alamiah itu?
Dan sekarang mereka mempunyai kendaran yang bisa menjelajah di dua alam. Lihat,
amphibi banget gak sih itu?
Ehm, kamu
sepenasaran aku tidak ya, kira-kira di sana hal-hal apalagi yang dikreasikan
oleh para Alien dari hasil ‘daur-ulang’ apa-apa yang ada di bumi? Aku berani
bertaruh, hasilnya pasti jauh lebih baik. karena apa? Karena mereka adalah
makhluk tak biasa. Waaah… mereka
semakin terdengar dan terlihat menarik ya?
Omong-omong tentang Alien, aku punya sebuah
rahasia lho. Kamu mau tahu gak? Tapi pssst…
jangan kasih tahu siapa-siapa ya, karena kalau kamu memberitahukannya kepada
teman atau kekasihmu ini nanti jadinya bukan lagi rahasia yang misterius – dan
Alien tentu saja tidak suka itu. Mungkin ini terdengar kurang waras atau apa,
namun aku percaya kalau Alien itu ada dan Ufo suka mampir ke tempat kita.
Meskipun banyak orang yang meragukannya karena belum ada bukti kasatmata yang
pasti nyata dan diakui kebenarannya, tapi aku tetap mengamininya. Ibarat
melihat Tuhan, kamu harus memakai indra perasamu untuk merasakan
kebaradaan-Nya. Karena Ia adalah super-duper-hyper-extra-ordinary,
yang terlalu gampang kalau hanya dilihat dengan mata telanjang.
Jadi begini, aku punya ritual khusus yang biasa
kulakukan di tengah malam. Kapan itu harinya atau tanggalnya tidaklah tentu,
tergantung suasana hati. Aku punya teori seperti ini: ‘Semakin kamu gundah dan gelisah maka akan semakin kuat daya pancar
radar Alienmu, karena segala keruwetan yang membuat kepalamu hampir meledak itu
akan dirubah bentuknya menjadi energi pemancar radiasi – ledakan kepala itu
efeknya sekian ratus kali lebih dahsyat daripada ledakan bom atom di Hiroshima
dan Nagasaki.’ Makanya kalau sedang lara atau luka biasanya di tengah malam
aku suka menyendiri di balkon rumah, dengan ditemani secangkir besar kopi pahit
[ini satu lagi, semakin resah semakin banyak cangkir kopi yang diperah] aku
suka memeluk lutut sambil memandang ke atas, ke langit yang gelap. Kelihatan
sekali dari gesturku kalau aku sangat rapuh, oleh sebab itulah aku berharap ada
teman yang datang berkunjung untuk sekedar bertukar peluk atau bertukar
haha-hihi. Dan aku rasa Alien adalah teman yang keren, karena ia punya daun
telinga yang lebar dan mulut yang imut. Sebab itulah, di tengah malam yang
gundah dan gelisah itu aku suka dengan was-was menanti kedatangan mereka –
Alien itu sukanya menampakkan diri di tengah malam, karena ia tidak suka
menjadi pusat perhatian makanya ia memilih datang disaat dimana kebanyakan
orang sudah terlelap tidur. Tapi sayangnya – seperti banyak malam yang telah
lalu - hingga kopiku tandas dan tinggal ampas mereka tak kunjung datang lekas.
Pernah ada satu kejadian konyol: ‘Di satu
tengah malam yang lain, dari kejauhan lamat-lamat aku seperti melihat sebuah
cahaya yang daya pendarnya semakin lama semakin nyata. Semakin ke sini mereka
semakin terlihat warna-warni. Aku antusias. Aku semakin mengawaskan mata dan
telinga. Semakin kutegakkan punggungku. Semakin kuat daya jemari kaki
telanjangku mencengkeram lantai. Ah, akhirnya setelah sekian lama! begitu
pikirku. Namun eh, ketika semakin mendekat lagi kenapa itu bentuknya lonjong,
bukannya pipih seperti piring? Huff, ternyata itu hanyalah balon udara. Kecewa…
‘
Tapi meskipun mereka tak kunjung datang
berkunjung, aku selalu berusaha berbaik sangka kepada mereka: ‘Mungkin di sana para Alien sedang sibuk memanen
durian.’
Aku suka Alien. Aku merasa sedikit mewarisi gen
mereka. Aku selalu nyaman dengan kesendirian dan tak pernah bosan melakukan
kegiatan yang melulu sama. Kata temanku itu adalah salah satu indikasi dari
adanya gen Alienasi di tubuhku. Karena mungkin saja di kehidupan terdahulu, aku
adalah makhluk luar angkasa yang ditinggal kabur oleh keluarga Aliennya, entah
karena aku nakal atau apa. Jadi aku tak pernah bosan berharap suatu saat nanti
keluarga Alienku akan datang menjemputku. Sssttt…
bukankah itu mengasyikkan? aku akan bisa bertamasya ke angkasa sana tanpa perlu
mengeluarkan uang bermilyar-milyar rupiah, cukup dengan sebentuk piring besar
yang bisa terbang saja.
JADI, malam ini pun aku tak berhenti berharap.
Semoga ada UFO yang mendarat di dalam kamarku yang gelap. Yang [semoga] akan
membawaku ‘pulang’ ke rumah di angkasa yang jauh di luar sana. Dan aku tak
perlu merasa kikuk lagi menghadapi hiruk pikuk manusia bumi.
Mungkin lagu pengantar tidur ini bisa memancing
mereka untuk datang bertandang:
Seeing you on the wall in my room,
it's so close to how I want
I never found the same as you
Listen you in my house on though
you're so gentle I try
I lie you lie
My friends told me stories of you
driving wizards up and down
I never seen the same again
In vain, like it was yours
far away, like you never meant to say,
I've got to stay
I can see a worlds
I can see the worlds
that belong to you
I don't need those words
I don't need those words say Sonic Youth...
Take me in, in such way
Take me in, in such way
take it all until the grace
don't know why
don't know why
don't know why
don't know why
Seeing you on the wall in my room,
it's so close to how I want
I never found... I never found... I never found...
*BLONDE REDHEAD – U.F.O
Tidak ada komentar:
Posting Komentar