Jumat, 11 Januari 2013

SEBUAH LAGU UNTUK HUJAN


Setiap kamu bertandang,
aku selalu bertanya kamu terbuat dari apa
Apakah terbentuk dari partikel merahnya buah tomat,
atau wanginya aroma kopi?
Karena kamu selalu berhasil membuatku seringan awan,
dan seriang lengkung pelangi

Eh, apakah kamu perempuan?
Kamu lebih suka membelai daripada mengacak rambut
Lebih tahan mendengar alih-alih menggerutu kebosanan
Dan saat kamu marah semuanya terasa begitu salah
Kamu bisa tenang dan meledak di deret waktu tanpa jeda
Iya
Aku yakin,
kamu perempuan

Hei, jika kamu dijual dalam kemasan instan,
akulah pembelimu yang paling terdepan
Lalu menimbunmu dalam tabung kaca di ruang tengah
Di sore hari kuseduh dirimu dalam cangkir transparan
Ingin leluasa melihatmu melebur dalam gelinjang lentur,
yang membuat ngelantur
Lantas kusesap dalam satu helaan nafas panjang
Satu, tiga, sepuluh, ulangi beberapa kali kagi
Tak pernah puas
Tak ingin lekas

Setiap kamu mengetuk jendela kamar,
aku selalu penasaran pada satu hal
Dimanakah rumahmu?
Di balik awan berarak di atas sana,
atau di belakang punggung bukit sebelah sana?
Bukannya apa dan kenapa,
sebagai teman harusnya saling berkunjung bukan?
Oh, atau tak pernah bisa lebih?
Aku selamanya akan jadi pemuja,
dan kamu adalah ratu yang duduk di atas menara?

Ah, kamu mungkin memang tak tersentuh
Tapi itu tak akan membuat jera
Meskipun leherku kesakitan karena terus mendongakkan kepala
Ssstt… kamu tahu kenapa?
karena kamu selalu membuat ketagihan!
Um, apakah kau terlahir dari rahim opium?


Tidak ada komentar: