Minggu, 13 Januari 2013

SABAR NAMANYA DAN IA SEDANG BRENGSEK SEKALI


Saya bukan mesin lho. Saya punya batas yang berupa deret kata bernama kesabaran. Saya sabar kata teman saya. Tapi saya bukan sufi pun saya bukan biksu yang kadar sabarnya bisa membuat saya geleng-geleng kepala. Mesin juga butuh rehat agar bisa bekerja secara maksimal kembali apalagi manusia yang punya sensor berupa rasa lelah dan emosi naik turun tak terkendali sebagai remainder bahwa tubuh dan jiwa butuh istirahat. 

Saya manusia biasa, dan sore tadi saya merasa rasa sabar saya sedang brengsek-brengseknya. Saya marah hingga saya menyerahkan diri pada dada yang sesak mengambil nafas lantas takluk pada tiga, empat, lima tetes air yang mengaliri pipi saya. Biarlah saya disebut cengeng, itu tak akan menurunkan harga diri saya.

Rasanya begitu JLEB! Dan PLAK! Secara bersamaan di dalam sini. Bukan secara fisik memang, tapi kata-kata kadang lebih membunuh dari samurai sekalipun. Apa yang lebih menyesakkan daripada mendapatkan semburan kata ‘menusuk’ dari orang yang selama ini kau banggakan dan kagumi? – kalau dari orang lain sih saya gak bakalan ambil pusing.
 
Huh, tolong beri saya minum, air mata tolol ini membuat saya dehidrasi!


Tidak ada komentar: