Senin, 14 Januari 2013

MBAK DAN MAS HANTU, PERMISI NUMPANG LEWAT…


Bunyi tetes air di wastafel: bayangan cermin di toilet saat tengah malam, suara angin saat hujan deras dan halilintar yang garang mengajak malam bermain petak umpet. Apakah yang akan kau rasakan jika dihadapkan pada kondisi seperti itu? Takut, kencing di celana, melarikan diri dari kenyataan lalu bunuh diri? – halah! yang ini jangan diambil pusing, sangat lebay, teman. Hehe – atau malah memacu andrenalin jiwa petualang anda?

Lalu bagaimana dengan saya? Kalau saya sebisa mungkin untuk tidak peduli, memfokuskan diri pada material-material solid, seperti; pintu, jendela, lantai dan lain sebagainya. Saya lantas pura-pura tidak mendengar, pura-pura tidak melihat, pokoknya memati-rasakan diri.
Saya percaya ada dunia lain beserta makhluknya yang ada di dimensi dunia nyata ini dan kadang mereka suka tersesat ke dimensi kita. Apa itu bentuknya? Entahlah. Saya sujud syukur tidak pernah melihat penampakan mereka secara nyata yang vulgar dan frontal, mungkin hanya seliweran sepintas lalu saja – bayang samar yang entah karena perasaan sendiri yang mengada-adanya atau karena memang benar-benar ada. Saya ya masa bodoh saja, prinsip saya sepanjang kita tidak saling mengganggu semua akan baik-baik saja. Berbagi bukanlah kriminal; berbagi ruang, berbagi tempat, berbagi waktu dengan hal yang transparan. Kenapa tidak, kita bahkan memberi ruang pada imajinasi sendiri seluas-luasnya dan seliar-liarnya, jadi kenapa tidak? Toh kita bukan satu-satunya makhluk di bumi ini.
Jadi, apakah saya pernah penasaran dengan mereka? Ya kan sudah saya bilang kalau saya ini masa bodoh, maka saya tidak mau tahu. Saya sudah merasa cukup senang dengan apa-apa yang sekarang ini. Kadang tak semua hal harus kita ketahui. Bisa membaca semua rahasia bumi dan alam bakalan membuat kita susah. Menyimpan rahasia sendiri saja kita sudah sering keteteran dan sering mengeluh serta mengaduh, apalagi rahasia yang ini – saya belum bisa berani untuk membayangkannya. Rasanya terlalu berlebihan bagi saya yang biasa ini.

Jadi apakah saya selalu berani? Tak pernah takut sama sekali? Wow! saya tidaklah seheroik itu, pasti ada masanya saya sangat takut sekali. Suatu kali, di malam yang hujan deras dan penuh dengan halilintar saya memberanikan diri menonton film Jaelangkung yang paling pertama itu. Dan oh ya, saat itu keadaan saya lagi sendiri – tak ada siapa-siapa di rumah. Nekad sekali bukan? Karena saya berasumsi bahwa film ini bakalan seperti film horor lokal lainnya, ‘enteng-lah ya’ pikir saya ceroboh. Saya tutup semua pintu jendela dan mulai menikmati film itu. Dan eng ing eng benar-benar mampu membuat nyali saya berderit kayak pintu kamar yang tertiup angin bercampur hujan. Benar-benar mampus pikir saya, mana saya lagi kebelet pipis lagi. Karena menahan pipis itu tidak baik bagi kesehatan maka terpaksalah saya pergi ke kamar mandi, dengan hati was-was tentunya. Selama di kamar mandi saya tidak berani memandang cermin toilet, selalu merasa di belakang punggung saya ada sepasang mata yang mengawasi, ada bayang-bayang yang entah saya buat sendiri atau apa. Selama seminggu penuh saya benar-benar paranoid kalau di malam hari  ke kamar mandi sendirian. Dem! Itu satu-satunya film sepanjang ini yang mampu memuat saya merinding disko ajojing-ampun Dj.
Ah-kalau-horor-zaman-sekarang-mana-saya-takut, cuman payudara dan paha doang. Dan semakin banyak kaum laki yang berbondong-bondong ke bioskop hanya untuk nonton ‘hantu’ – hantunya semlohai aduhai gitu mana tahan kaka’, eh yang di bawah situ jangan lupa ditahan juga, hahaha… Statistik data dari klan Punjabi membuktikan tren itu [sigh, tak cukup puas rupanya kalian menginvasi televisi dengan sinetron-sinetron konyol itu]. Ah geli saya kalau nonton film horor sekarang ini, mending saya uji nyali langsung di kuburan saja. *songong

Lalu bagaimana di kehidupan nyata? Apakah pernah digodain alias diusilin sama mbak dan mas hantu? Hm, saya kurang yakin dengan hal ini sebenarnya, apakah benar saya digodain sama mereka atau hanya bisa-bisanya alam bawah sadar saya saja. karena setiap dihadapkan pada situasi yang aneh, maka saya akan melarikan diri pada pembenaran yang logis. Contohnya:
1. Suatu malam di kamar kos saya terdengar suara-suara aneh dari dalam kardus: ah, mungkin itu hanya cicak yang terperangkap di situ, sedang bingung cari jalan keluar atau sedang bingung karena tidak ada partner bercinta, hehehe…
2. Merasa ada bayang-bayang putih di belakang punggung saat nonton tivi sendirian: ah, pasti itu hanya ilusi mata atau barusan itu adalah seprei tetangga yang main nyelonong saja, benar-benar tak sopan yah?
3. Di tengah malam yang hujan deras, jendela kamar kos saya seperti ada yang mendobrak-dobrak. Seperti ada sesuatu yang memaksa ingin masuk, apakah sesuatu itu?: tidak berani mengintip ke jendela dan sedang tidak punya pembenaran karena itu tampak nyata sekali. Maka saya keraskanlah itu volume radio, suaranya benar-benar mengalihkan kuping seluruh penghuni kos. Berisik itu sampai subuh, saudara. Sampai adzan subuh berkumandang, baru merasa amanlah saya. Setan banget memang, mereka telah menyabotase jatah tidur saya. Benar-benar jengkel!
Ya itulah dia. Cukup segitu saja contohnya. Kalau banyak-banyak nanti kamu bakalan mual, dan itu tidak baik bagi kesehatan.

Hahahasudahlahyah mas mbak hantu, Sesuatu deh kamuuu…. *tiba-tiba merasa tumbuh jambul di kepala :p


Tidak ada komentar: