Sore tadi aku menemani Simbah nonton berita. Beritanya
di saluran berlogo bulat warna merah dengan angka satu ditengahnya.
SIMBAH [S]: Si… Siap, [sambil membenarkan letak
kacamatanya]
AKU [A]: Suap, Mbah.
S: Oo, suap. Suap Pre… Presi, [semakin
mencondongkan wajah ke depan tivi]
A: Suap Presiden PKS, Mbah.
S: Kok, presiden? Memangnya sudah mau pilihan
presiden lagi, tho?
A: Ya ndak,
maksudnya itu pimpinan partai. PKS itu nama partai, Mbah.
S: Oo, begitu tho. Wajahnya bulat, ya? gemuk ginuk-ginuk.
A: He’eh.
S: Kalau yang itu siapa, nduk?
A: Itu ketua KPK, Mbah.
S: Pegawai tho, nduk?
A: Iya, Mbah.
S: Rambutnya kok sudah putih semua ya, nduk? Padahal
kelihatannya masih muda lho.
A: … [sibuk nepuk-nepukin pantat nyamuk]
S: Ganteng.
A: … [hening]
S: Gak ada siaran tho, nduk? Simbah mau lihat berita.
A: Ini juga berita, Mbah.
S: Lha, omong-omongan terus isinya. Simbah ndak ngerti. Coba cari berita yang
banjir-banjir itu. Katanya Jakarta kebanjiran.
A: Banjirnya sudah lewat, Mbah. Di tivi
banjirnya sudah surut.
S: Oalah,
sudah gak ada tho ternyata. [matanya
mulai sayu dan sesekali menguap]
A: Mbah, beritanya diganti ndak apa-apa ya?
bagusan nonton kartun.
S: Terserah kamu, nduk. Lagian Simbah juga
sudah ngantuk, mau tidur saja.
A: He’em.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar