Ribet mungkin asal kata dari riweh betul. Dan saya tidak
terlalu suka dengan kosa kata ini. Ribet berarti terlalu banyak yang harus
dilakukan pada sesuatu yang sebenarnya terlalu sedikit untuk bisa diupayakan. Ribet
padanan katanya adalah rumit. Orang yang rumit mungkin sangat menikmati
keriwehannya. Mereka mungkin penderita Obsesif Kompulsif, terlalu kuatir bila
segala sesuatu tidak dilakukan secara bertingkat-tingkat dan berlapis-lapis. Merasa
kurang bila tidak melakukan cara yang berkelok-kelok. Apakah mereka good planer? Perfeksionis? Penganut paham
‘well-prepared’? Hm, belum tentu juga
sih. Mereka semacam kekawatiran yang berlebihan pada sesuatu yang sebenarnya
akan baik-baik saja. Mereka merasa seperti menggorok leher sendiri bila memutus
salah satu mata rantai kerumitan itu. See,
betapa mereka menikmati menyiksa diri sendiri…
Mungkin saya terlalu nyinyir menanggapi
orang-orang ribet ini. Jangan salahkan saya dong, salahkan mind-set saya yang
dari orok merasa bahwa simpel/sederhana itu better.
Engkau tak perlu memakai semua moda transportasi
untuk sampai ke suatu tempat dimana hal tersebut bisa dilakukan hanya dengan
menggunakan satu moda transportasi – Eh, entah mengapa saya merasa terlalu
boros kata di kalimat ini. Semoga ini bukan salah satu indikasi manusia ribet,hehehe…
Saat ada sebuah apel di depanmu dan itu milikmu
dan lagi kau merasa sedang sangat ingin mencicipinya, apa yang akan kau
lakukan? Ya kalau saya sih ya tinggal makan saja. Tapi… mungkin yang ada di
pikiran orang ribet akan berbeda. Mereka akan menimbang kandungan kalori, mineral,
vitamin dan bla bla bla; menakar kehegienisan apel tersebut, merupakan hasil
semprotan pestisida yang membabi buta atau hasil dari pertanian bermartabat dan
berkelas berupa cocok tanam organik; mungkin juga terlintas di pikiran mereka
berapa sidik jari yang singgah di permukaan apel merah yang menggiurkan itu DAN
mereka akan semakin was-was untuk mengkonsumsinya. Oh Dewa Batara, saya bakalan
mati berdiri kalau harus melakukan close
relationship dengan orang-orang seperti ini – Hahaha, berlebihan mungkin
tapi ya sangat mungkin.
Gak betah adalah kata yang tepat. Karena mereka
ini secara langsung maupun tak langsung akan memaksa secara halus – dan kita
akan terpaksa sepaksa paksanya – untuk mengikuti ‘gaya hidup’ mereka. Ah,
mending saya gali tanah untuk mengubur tubuh sendiri!
Ada teman yang bilang hidup itu harus dibuat rumit
agar kita bisa mempertanyakan hidup secara detail. Orang simpel menurutnya
adalah orang yang pola hidupnya santai dan cenderung masa bodoh dengan
sekelilingnya. Yang malas untuk bersikap kritis. Haha – plis dong deh, gak ada
hubungannya kaleee….
Coba lihat deh orang-orang yang pemikirannya besar
itu kebanyakan cara hidupnya sederhana lho. Hei coba bedakan dong sayang, apakah
orang yang sehari-hari hanya pakai kaos polos dan celana pendek secara
otomatispemikirannya bakalan sependek dan sepolos atributnya?
Ah entahlah, ah sudahlah, ah apalah…
Post Scriptum; kalau kau menginginkan ‘drama’ cobalah berpikir ulang untuk mendekati
saya. *tsah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar