Jumat, 06 Juli 2012

MENGEJA KATA M.A.T.I




Apakah kau takut mati?
Biasa saja.

Bagaimana dengan kehidupan setelah mati?
Itu bukan urusanku. Mati berarti urusanku dengan hidup sudah terputus total. Apakah itu ada hidup setelah mati itu urusan yang ada di sana.

Apakah kau tak percaya tentang konsep neraka dan surga?
Kenapa harus menunggu itu di kehidupan setelah mati? Di bumi ini kita sudah terlalu sering mengalaminya.

Dan tuhan?
Kau tahu, suatu hari aku melihat kecoak mati yang bangkainya dikerubungi semut-semut rakus berwarna orange. Tubuhnya awut-awutan, hanya sayap coklat tuanya yang bisa dikenali. Lantas aku berpikir apa saja yang sempat dilakukan kecoak malang ini sebelum ajal mengulurkan tangan menjabat tangannya, sebelum tubuhnya hancur babak belur. Dan aku tak tahu, berpikir sekeras apapun aku tak akan pernah tahu. Lantas aku mendengar dengungan di kepalaku yang serupa suara lebah; “biarkan itu jadi urusan tuan si maha tahu…”

Aku selalu penasaran bagaimana rasanya sekarat itu. Apakah menyakitkan?
Tenang saja kita semua pasti akan merasakannya. Peduli setan tentang teori-teori ambang hidup dan mati. Itu akan terjadi se-alami mungkin, seperti ciuman pertama…

Cara mati yang menyenangkan menurutmu yang seperti apa?
Mati kaku terserang hipotermia saat melakukan pendakian, tubuh menubruk batu cadas saat melakukan terjun bebas dari puncak tertinggi sebuah tebing karena parasut terlambat mengembang, mati tersengat lebah saat berkebun. Mati disaat melakukan hal yang kau sukai, tak ada yang bisa mengalahkan itu.

Terdengar sangat mengerikan, adakah yang tak menyakitkan?
Ada. Sekarang ini kan sudah ada suntik mati atau tinggal minum obat penghenti detak jatung, membunuhmu dengan ‘halus’ tanpa meninggalkan rasa sakit. Tapi itu cara mati yang sangat biasa menurutku, seperti kau akan biasa merasa senang kalau ada orang yang mentraktirmu makan. Setelah kenyang ya sudah… 

Apakah ada efek sekarat?
Apa bedanya sekarat dan halusinasi?

Entahlah, menurutmu cara mati yang menyedihkan itu seperti apa?
Mati karena bunuh diri, karena sakit akut dan hukuman mati. Karena menurutku inti dari mati adalah sensasi dari kejutan yang ditimbulkannya, entah kapan dan dimana – Bertekuk lutut pada keangkuhan maut  yang sensual sekaligus sekuat tenaga menghindari tatapan mata obsesifnya yang membuat tubuh menggigil.

Impian terbesarmu tentang kematian?
Bila mati nanti aku ingin mendonorkan seluruh organ tubuhku, yang semoga masih layak pakai. Lalu tubuhku yang tinggal tulang dan daging itu dikremasi di dalam tabung kaca bercampur dengan bunga krisan warna-warni yang abunya kemudian di larung di laut. Dan ikan-ikan di laut akan ikut merayakan kematianku dengan cara memamah remah-remah tubuhku yang mengabu. Semoga…

Hahaha, minta ijin dulu pada bapak ibumu.
Ya, kau benar…


Tidak ada komentar: