Minggu, 08 Juli 2012

KAMAR DENGAN SEPASANG JENDELA KACA BESAR


Aku suka kamar dengan jendela kaca besar ini. Mereka sepasang kembar identik dengan mata cemerlang. Melalui mata mereka aku bisa melihat pucuk-pucuk pohon yang menyentuh langit, burung-burung yang lincah terbang memecah awan, atap-atap rumah bergenteng coklat yang menua dalam perangkap lumut yang naif dan ah sebenarnya aku tidak suka dengan kabel-kabel hitam panjang yang melintang sesuka hati diantara pohon-pohon berdaun hijau, seperti monster jelek berlendir yang tengah terjebak di tengah keriangan pesta kebun sore hari. 

Dan pagi ini sambil telentang di atas kasur aku melihat pemandangan itu lagi, lagi lagi dan lagi yang tak membuat bosan. Burung-burung yang kembali riuh rendah, cericitnya yang melengking tak membuat mereka menjadi sosok nyonya tua cerewet dengan jubah hitam menyapu tanah, arogan sekaligus menyebalkan. Dingin dan berkabut, semoga pagi ini bukan melankolia yang lainnya. Eh ada yang berbeda di pucuk-pucuk pohon sebelah sana, ada layang-layang berwarna hijau putih terkoyak di salah satu rantingnya.

Mengganjal kepala dengan tumpukan dua bantal, menumpukan kedua kaki dengan seenaknya pada pinggang jendela kaca dan mata bebas menelanjangi langit berbilur biru dengan aksen hijau muda meski terbatas pada bingkai segi empat - sungguh aku betah melakukan ini sepanjang hari. Ditemani lagu-lagu retro dari radio - aku mendengar Faith No More mendendangkan 'easy like sunday morning' untukku - dan sebatang cokelat 'Superstar' sisa cemilan peneman kopi semalam membuatku benar-benar rela mati sekarang. Oh, aku merasa tumbuh sayap di punggungku.

Ini benar-benar surga, membuat malas beranjak apalagi teriak. Hei tak perlu kuatir, tuhan tak akan mengusirku dari sini karena ini bukan buah terlarang untuk menjadi senang - kadang warna merah menyala itu terlalu mengintimidasi untuk menjadi intim berdansa dansi.
Lagian ini minggu pagi, tak perlu mandi dan gosok gigi.







*suatu hari nanti aku harus punya kamar berjendela kaca sendiri meski dengan luas kamar tak seberapa. Jendela yang tak menghadap tembok beton tinggi, jendela yang tak menolak diajak berbincang. Ya, aku ingin punya kamar dengan sepasang jendela besar dengan kaca cemerlang menantang langit... 


Tidak ada komentar: