Minggu, 03 Juni 2012

KOPI PAHIT HITAM LEGIT, TELEVISI PAGI HARI, MIE INSTAN GORENG RASA KRIUK DAN SAYA SI TUKANG KELUH.




Sabtu dini hari. Kira-kira sudah pukul setengah tiga pagi. Kalau pun meleset paling lebih kurang 10 menitan. Ilmu kira-kira soalnya. Iya... malaslah saya kalau disuruh pakai jam tangan. Kamu pun tak akan mendapati bentuk jam di kamar saya. Angka berdetak itu ibarat pengawas ujian bagi saya. Sangat mengintimidasi. Dan saya paling bosan melihat orang yang setiap menit menatap jamnya. Sama bosannya dengan melihat orang yang takzim dan kidmat dengan telepon genggamnya. Tak peduli meskipun ada yang saling bunuh di sampingnya. Bahkan kiamat sekalipun. Kontemplasi huh? Seakan dengan melakukan itu ia akan menyelamatkan dunia dari ledakan ‘bom waktu’ yang tinggal hitungan detik saja. Eh omong-omong kamu tahu bagaimana cara saya menentukan waktu? Ah itu sih gampang; hitung saja kecepatan dan arah angin, kelembapan udara, sudut serta derajat lokasi dan ketepatan insting. Hahaha, kedengarannya saya akan menghancurkan kepala bajingan dengan senapan 'Ak 47'. Wuush... hancur tanpa suara bung...
Baiklah, saya terlalu banyak ngelantur tentang jam. Sebenarnya inilah yang pingin saya omongin; tiap akhir pekan saya selalu jadi zombie tv. Ya, menyedihkan memang. Dengan kopi super pait yang membuat dahi mengernyit saya awali sembahyang di depan kotak berkabel. Yang sialnya membuat saya masturbasi berkali-kali. Hei salahkan televisi! Mereka tak punya otak menayangkan film-film apik di dini hari. Dan malah memutar film-film yang ibarat muntah ditelen lagi, muntah ditelen lagi di jam-jam saat mata masih waras. Dasar tolol! Terlalu keseringan bos. Membuat muak! Sama kayak berita gak penting yang dibuat happening dengan narasi dan diskusi sinting. Oh dewa Neptunus, hentikan omong kosong sok pintar dan sok garang di kursi empuk itu. Apalah namanya itu; orang-orang politik katanya. Yang ketiaknya bau uang. Halah, saya berani bertaruh; di belakang kamera sana di ruang ber-AC mereka saling peluk dan cium, bahkan tanpa sungkan saling membersihkan bagian tubuh masing-masing. Err... terdengar seperti bekicot, ada lendir dimana-mana. Hahaha, ampuni saya wahai mahkluk buncit...
Apa? Sampai mana tadi? Huh! Omongan saya belok kanan lalu lurus terus belok kiri terus lurus lagi, gak nyampek-nyampek. Capeklah saya. Tuhan telah mengurangi jatah fokus saya. Sudah-sudah makan dulu sana... lalu ada ayam yang pok pok pok di atas kepala kepala saya. Haiyah! Tulisan ini random parah – meminjam istilah Justin Bubur. Hoaaam....
Neng nong! Kira-kira sudah jam 11 pagi dan saya belum cuci kaki dan gosok gigi. Malas nonton tv pagi, gak ada Sinchan dan Conan lagi. Mau makan tapi malas berdiri. Guling-guling di kasur saja sepanjang hari. Sambil berfantasi ada tuan Cillian Murphy nyasar ke kamar membawa sebaki spagheti. Kita asyik berhaha hihi dan nyanyi-nyanyi. Ooh... hari yang berseri...
Walah, random tenan ki! Ya sudahlah... taiklah saya yang tukang keluh. Terpujilah sang kopi hitam pahit legit. Sujud syukur untuk televisi dini hari. long live mie instan goreng kriuk! Baiklah, saya akhiri random ini dengan ucapan amin. –AMIN–

*Apakah random itu semacam kependekan dari ‘ranah domestik’? ah tauklah, bisa-bisa saya saja...

Tidak ada komentar: