Suatu hari nanti aku ingin berbagi ini
dengan seseorang. Berbagi cerita dalam tiap tegukan yang menyisakan hangat
ditenggorokan. Tanpa penghakiman. Sangat melegakan…
Baiklah, sekarang akan kuturunkan
sedikit level egosentrisku. Aku bukan menara gading dan batu karang yang tahan
akan sepi dan sendiri, kau tahu “karena aku tak setegar itu” [err… sebenarnya
sangat sulit dan perlu jeda cukup lama untuk mengakui ini]; kepalaku ini sudah terlalu penuh serta berpeluh
dan aku perlu seseorang untuk membaginya sebelum batang otakku meledak
mengeluarkan asap berputar butar menabrak dinding pembatas. Aku perlu sebentuk pundak
untuk meletakkan kepala yang kelebihan muatan ini, aku lelah, terlalu lelah untuk
berjalan kembali. Aku perlu pemberhentian untuk meluruskan kembali punggungku,
menguatkan lagi tapak langkahku. Sebuah titik henti yang membuatku betah
berlama-lama hingga membuatku lupa aku luka. Terlalu nyaman untuk beranjak dan terlalu sayang untuk membuatnya lewat begitu
saja. Karena ia seseorang dengan punggung membingkai senja.
Oh
Tuhan! Omong kosong apa ini, kenapa jadi
se-sentimentil ini. Apakah ini halusinasi atau semacamnya? Kumohon! beri sedikit
ruang untukku bernafas… ini sungguh menyesakkan! Sial! Hahaha…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar