Senin, 06 Desember 2010

MULUT-MULUT BERBUSA DI LAYAR KACA


“Lompati detail-detailnya, langsung ke pokok permasalahan dan cari solusinya”

Begitu banyak masalah hukum dan politik di negeri ini. Banyak kasus dengan nominal selangit. Menjadi sorotan publik dan santapan utama media-media mainstream. Lalu televisi ramai-ramai mengadakan perbincangan-perbincangan politik. Membahas secara detail dan kadang mendramatisir. Pengamat dan tokoh politik lalu lalang di televisi. Dan kadang para dewan [yang sampai sekarang saya masih heran disembunyikan dimana urat malunya] yang “terhormat” itu ikut nimbrung, yang entah benar-benar peduli atau hanya ingin ikut numpang tenar saja. Kasus-nya pun semakin tidak karu-karuan. Carut marut seperti benang kusut. Diobok-obok sebatas area “mulut”. Sebatas obrolan di warung kopi. Nikmati selagi panas. Sudahi obrolan saat kopi sudah tak hangat lagi.
Yaa… maklum saja, mungkin tradisi masyarakat kita yang suka basa-basi. Kalau gak banyak omong gak asyik. Kalau gak ngomongin orang gak sip. Mungkin kita ini butuh tiga mulut dan satu kuping. Ha ha ha…
Kemudian… saat obrolan politik itu sudah tak menarik lagi, ayo berbondong-bondong ke kasus baru yang lebih besar dan populer. Toh masyarakat ini gampang lupa. Dan dimulailah pertunjukan. Mulut-mulut berbusa menginvasi televisi. Membanjiri otak-otak pemirsanya. Yang lalu memuntahkannya lewat sumpah serapah, pentungan, lemparan batu dan bogem mentah…

Tidak ada komentar: