Senin, 04 Januari 2010

DI BERANDA MALAM HUJAN MENGIRIS GERIMIS

CHAPTER II

Namun…
Niscaya tinggallah doa-doa
Yang dilarungkan dalam secawan candu
Memabukkan…
Menerbangkan gemerlap imaji tanpa batas
Menenangkan…
Aroma terapi mimpi tanpa henti
Tak perlu merasa bersalah
Tak juga penebusan dosa tanpa arah
Selayaknya hujan bagiku
Begitu menggairahkan …
seluruh nafas memburu tanpa ragu
Mengkultuskan saraf dalam aliran darah
Tungku-tungku nadi tak lagi membara
Hanya arang yang tak lagi berapi
Melankolis dramatis…
Saat mendung mengiris gerimis,
dalam gemuruh pelukan hujan
Hujan adalah fragmen
Membingkai setiap ada dan yang tiada
Setipis kulit ari
Ada kalanya…
Sang waktu tersesat dalam perangkap hujan
Saat ujung jariku menyentuh rintiknya
Yang dengan mudahnya
Mengajakku bergelantungan
Di sulur-sulur anggur kenangan lalu
Dan kadang…
Dalam bulir-bulir gerimisnya
Aku bisa melihat apa yang merisaukan
di balik tabir takdir
Yang duduk diam di sana
Angkuh tak tersentuh
Hmm…
Rasakan baunya
Bau hujan pertama
Di penghujung kemarau
Bau tanah kering yang diguyur hujan
Mengkristalkan gemuruh rasa
Membawanya pulang kerumah
Dalam hembusan nafas
Yang mematikan senyap amarah
Ahh…
Akulah pemadat
Yang merindukan hujan
Menghunuskan pedang
Ke ulu hati kemarau
Kala bayang-bayang menjelma sepi
Menjelang sunyi
Dalam kelengahan
yang melelahkan…

Di pelataran malam
Luruh seluruh…

Tidak ada komentar: