Minggu, 07 Agustus 2011

MARI MENGEJA KATA SIFAT BERNAMA K.E.R.E.N


Keren adalah sangat subyektif. Tergantung dengan menggunakan mata siapa kau melihatnya. Bila kau meminjam mata bulatnya Spongebob, maka keren akan berupa bentuk superhero tua yang selalu membawa kejayaan masa lalu diatas kepalanya.Mereka bernama Mermaidman dan Barnacleboy. Jika kau meminjam mata keponakanku, maka keren adalah seperangkat mainan terbaru dari makanan cepat saji warna merah hati. Anggap saja sebagai kompensasi dari nasib pencernaanmu nanti. Lalu bila kau meminjam mata sebagian teman perempuanku, keren akan berubah wujud menjadi segerombolan laki-laki berkulit putih bersih terawat yang pandai bernyanyi dan menari. Mereka nyaris sempurna, ah aku takut dengan kosakata sempurna. Jadi sekeras apapun mereka merayuku untuk ikut serta, maaf-maaf saja sampai kapanpun aku tak akan tergoda. Hehehe. Satu lagi, menurut teman lelaki yang baru kukenal kemarin, keren adalah seperangkat teknologi canggih paling mutakhir. Jangan sampai ketinggalan kotak-kotak berkabel versi terbaru atau kau tak akan dianggap keren lagi.

Baiklah, sekarang mari kita melihat ‘keren’ dari kedua mata hitam putihku ini. Maka kata keren telah mengalami fase-fase perubahan seiring bertambahnya nominal usia. Dulu, saat aku masih kanak-kanak, keren adalah baja hitam dengan belalang tempurnya dan Doraemon dengan kantong ajaibnya. Saat menginjak remaja, keren adalah berani bolos sekolah. Di saat remaja, keren adalah Linkin Park dan Mtv. Ketika menginjak dewasa, keren adalah pemberontak dengan penampilan khas ‘rebel’nya. Dan akhirnya sekarang, di fase ini keren bermetamorfosa menjadi sesuatu yang ketika dilihat dari luar tampak seperti "Nothing", tapi sebenarnya didalamnya terdapat "something". Tak peduli meskipun engkau trendi dan penampilanmu masa kini, kalau pemikiranmu seragam dengan muda mudi korban televisi - Maaf, aku akan menganggapmu biasa. Dan sebaliknya, meskipun penampilanmu ‘jadul’ menurut muda mudi korban teknologi masa kini, kalau isi tempurung kepalamu melampaui apa yang bisa dipikirkan orang biasa, aku akan memanggilmu si Keren. Biasanya orang ‘normal’ akan menjulukimu si Aneh. Hanya karena mereka berpikiran sama dan mencari pemakluman. Tapi asal tahu saja, aku selalu menganggap orang aneh itu keren. Mereka berani berbeda dengan kebanyakan, pemikiran mereka sangat menyegarkan. Seperti hujan ditengah kemarau. Untung ada mereka, kalau tidak aku bisa mati kebosanan. Hehehe…

Namun, lebih daripada itu. Aku akan tetap menghargai versi keren menurut kalian masing-masing. Ya karena ini sangat subyektif , maka aku harus sadar diri. Karena jangan sampai kita menjadi seragam - Aku akan sulit menemukanmu bila kau tersesat di tengah kota suatu saat nanti. Hehehe… :)

Tidak ada komentar: