Selasa, 03 Mei 2011

KEREN-KEREN DI DINDING DIAM-DIAM MERAYAP




Di minggu pagi saat saya berangkat kerja, dari jendela angkot yang saya tumpangi, saya mendapati pemandangan yang mungkin beberapa minggu lalu bola mata saya ini akan sulit mendeteksinya. Di sepanjang jalan saya melihat banyak orang yang mengayuh sepeda angin, mereka menamakannya ‘gowes’- baiklah, itu terdengar keren di telinga saya. Saya melihat mereka serupa seekor ular yang bagian tubuhnya terputus-putus dan mempunyai lebih dari satu warna. Mereka adalah puzzle yang hampir rampung tapi tak kunjung tuntas.

Sepeda sekarang ini sedang menjadi primadona. Serupa epidemi, ia menyerang tak pandang bulu – tentu saja ini tak ada hubungannya dengan ulat bulu yang akhir-akhir ini begitu ‘booming’- Dari usia yang nominalnya kecil sampai yang terbesar. Dari rumah yang petaknya bisa kau hitung dengan jari sampai rumah yang membuat kepalamu berkunang-kunang bila menghitung luas per-meter perseginya.

Bersepeda sudah menjadi ‘life style’, sesuatu yang dianggap keren. Jadi berlomba-lombalah mengikutinya. Sebenarnya saya orang yang akan ikut senang dan gembira gegap gembita bila itu adalah permanen. Jadi, paling tidak ‘keren’ itu bukan sekedar kotak berkabel warna-warni dan apa-apa yang nilai tukar materialnya semakin tinggi maka itu akan ‘terlihat’ semakin sangat sangat KEREN. Pun, bersepeda bisa dianggap keren  oleh ‘semua’. Saya rasa itu prestasi yang bukan main-main, disamping itu apakah murni untuk sebuah gaya hidup sehat atau sekedar hanya agar terlihat keren.  TAPI akan sangat disayangkan sekali bila itu hanya sebatas menjadi cendawan di musim hujan.

Melihat fenomena diatas, pernah terbersit dalam pikiran saya sebuah mimpi yang sekarang ini mungkin hanya sekedar menjadi ilusi di kepala saya; Di suatu hari nanti, di negeri ini, semua kegiatan yang melibatkan otak kanan akan menjadi life style di semua lapisan kehidupan masyarakat. Membaca buku, menggambar, menulis, membuat patung, mempelajari tari dan musik tradisional, melihat pameran lukisan di galeri-galeri seni, mengunjungi museum bersejarah, mengapresiasi seni dan lain-lain adalah sesuatu yang bisa dianggap keren oleh siapa saja. 
Hahaha… apakah saya terlalu berlebihan? Entahlah, semoga ini bukan sekedar halusinasi saya saja…


Sepertinya saya terlalu banyak menggunakan kata ‘keren’ di tulisan ini, membosankan huh? Hehehe…

Tidak ada komentar: