Jumat, 26 Juni 2009

TAMAN DENGAN KURSI BIRU DAN SEBOTOL BIR


Dimalam penuh wangi.Kupaksakan langkahkan kaki menuju taman penuh penghuni.Sejenak mataku melirik kearah jarum jam.Sudah jam 10 malam lewat.Lalu kurebahkan tubuhku di atas kursi panjang biru itu.Yang sudah mengelupas catnya,termakan waktu kerak zaman.Banyak tulisan-tulisan yang sebagian nyata dan sisanya hanyalah samar tak berbentuk.Karat kecoklatan menambah wibawa hadirnya.Entah sudah berapa banyak tubuh yang telah merasakan keras peluh bentuknya.Begitu banyak cerita yang terendap dalam bisu setianya.Menjadi satu rasa kata,rahasia abadi.Tak akan ada yang tertutur,bahwa telah banyak derai tawa,air mata,amarah,sumpah serapah,dan cumbu rayu yang tertumpah tak tahu diri di bangku ini.Hmm…………..dan sekarang aku jadi bagian dari rahasia itu.Meskipun aku hanya duduk diam,sendiri,dengan khayalan yang berkelana tanpa arah.Tapi aku tahu,kursi biru ini akan menulis dalam guliran waktunya,bahwa pernah ada seorang anak manusia yang bergelut dengan waktu menunggu pagi.
Kuedarkan pandanganku ke sekitar.Lalu berhenti pada satu titik focus ruang.Aku tertarik pada satu gerombolan anak-anak muda itu.Mereka tertawa riang dengan sebotol bir di tangan.Terbahak-bahak tanpa henti.Seakan melampiaskan kegetiran hidup yang tak bisa ia nafikan.Segala tangis yang mengisi hampa jiwa,terlahir meronta dalam remang malam.Bentuk peliampasan amarah pada hidup yang seakan tak pernah mau bersahabat dengan dunia mereka.Semakin larut,tapi tawa mereka semakin pongah.Menantang malam dan mengutuk mimpi-mimpi orang mapan.Ssttt.........mereka tiba-tiba diam.lalu pecahlah tangis pilu.Sekuat apapun mengelakkan realitas,mimpi tetaplah fiksi.Membabi buta menghibur diri.Tapi apa mau dikata,hati masih meninggalkan sayatan luka.Perih.Meninggalkan bekas dalam jejak waktu.Berpura-purapun takkan menghapus nelangsa dalam semalam.bagi mereka sebotol bir adalh solusi.Mereka bisa mengecap mimpi,meski dalam balutan ilusi.Memabukkan sejenak keluh kesah yang tak berkesudahan.
Kulirik sekilas jam di tangan.Sudah dini hari.Kulihat mereka sudah membisu.Lemas lunglai,tak kuat berdiri lagi.Bergelimpangan di atas tanah basah.Ceracauan bercampur aroma alcohol membuai dinginnya angin menjelang pagi.Mereka sedang bermimpi indah kelihatannya.Karena kulihat senyum kecil di sudut bibir mereka.Syukurlah mereka masih bisa bermimpi.Paling tidak ada hati yang terhibur.Meski hanya ada dalam tidur sekejab.Fuuhhh.........lumayan lama perhatianku terlumpuhkan oleh keberadaan mereka.Sekelumit hidup yang coba kumengerti.Biarkan mereka tertidur pulas di sana.Dan biarkanlah sinar hangat mentari pagi yang akan membangunkan mimpi mereka.
Dingin sudah pagi ini,Kurapatkan jaket kumalku.fajar kelihatannya sudah siap menyapa pagi.Kursi biru inipun sudah basah oleh embun.taman ini juga telah hampa penghuni.hanya ada kursi-kursi kosong bekas sandiwara singkat sisa semalam.Tumbuhan dan bunga sudah letih bersolek diri,menghibur setiap orang yang terpesona kemolekannya.Sudah waktunya aku berlalu dari sini.jiwa,mata,dan telingaku telah terpuaskan wangi singkat hidup malam ini,di tempat ini,di taman ini.kulanjutkan hidupku lagi,hari ini.Mungkin suatu saat aku akan berkunjung ke sini,di malam-malam yang lain.Menghibur letih siangku.......

Senin, 22 Juni 2009

MIMPI PERIH

 
Aku bingung.
Tak tahu apa yang ingin aku lakukan.
Buta langkah.
Terasa buntu segala arah yang ingin kutuju.
Tak berbentuk segala apa yang melintas di kepala.
Terpenjara dalam pengap imaji.
Segala rasa memvonis diri.
Tanpa tahu aku ada untuk apa.
Begitu banyak pilihan yang membentang.
Seluruh penjuru mata angin menawarkan solusi.
Ke barat,aku takut mati.
Ke timur,aku ragu terhenti.
Ke utara,harapan sekarat menanti.
Ke selatan,tak mungkin rasanya terlampaui.
Aku gumuli seluruh angkasa raya.
Bulan bintang tak memberi jawab.
Tak lelah menanti malam berganti pagi.
Namun siang hanya memberi kosong.
Selalu setia berharap panas tak mengeras.
Biar hujan menari lepas.
Mengikis semua beban nelangsa.
Sampai tak ada yang tersisa.
Namun percuma.
Ternyata hujan begitu cepat berlalu.
Menghilang begitu saja.
Sebelum sempat pelangi menyapa dasar jiwa.
Lalu kemanakah akan kucari.
Segala mimpi yang telah lama membuai realita.
Nyata terasa sumir untuk dimengerti.
Birahi fiksi merayu asa.
Terpuruk segala jalinan sutra jiwa.
Merasa semua adalah percuma.
Nyanyian jiwa sumbang sudah.
Akankah mampu melewati yang tersisa.
Meski………
Tertatih-tatih.
Rapuh.
Ringkih.
Kepada bumi lantas aku mengadu
Mengapa tak sedari dulu aku mencari diri.
Biar tegar aku menantang waktu.
Tegak tak terputus.
“Percuma kau beretorika” ucap ilalang datar.
Sedihmu hanya akan menggumpal beku.
Jika jiwamu tak kau biarkan bebas lepas.
Lantas…………
Angin lembah berhembus lirih.
Mengaburkan derita air mata.
Suara gemericik air hujan sisa semalam.
Mengundang derai tawa.
Meski sesaat tak mengapa.
Sudah cukup menghalau gundah.
Dan akhirnya akupun bisa berkata.
Tahukah kau………
Meski lara dan derita menghimpit nadi.
Aku takkan pernah jera bermimpi.
Menemukan damai jiwa.
Di tempat yang telah lama kubayangkan.
Tempat persinggahan terakhir.
Betah berlama-lama aku di sana.
Tanpa berpikir seujungkukupun untuk menafikannya.
Akan selalu ku genggam harapku ini.
Dalam tiap detik langkah hidupku.
Kendati senyum dan tangis.
Akan selalu setia mengiris perih.
Tak mengapa…………
Karena aku adalah kelana jiwa.
Yang siap menerima apa.
Tanpa tahu kenapa.

APAKAH AKU AKAN MEMILIH...?!


Beberapa bulan yang lalu atau bahkan beberapa tahun sebelumnya,Aku sudah memiliki bayangan dan bahkan sudah memastikan siapa “calon presiden” yang akan kupilih.Begitu yakinnya,sampai tidak mempedulikan omongan-omongan busuk di sekitar capres tersebut.Dengan sangat yakinnya pula,aku selalu berkoar-koar lantang bakal memilih siapa di pemilu capres juli mendatang.Bahkan provokasi menjijikkan pernah bersarang di otakku,meski hanya sekedar wacana.Dan dengan segala keyakinankupun,aku berjanji tak akan menjadi golongan putih di pemilu yang ini.Kan kuluangkan waktu sebisa mungkin untuk menjadi bagian dari pesta demokrasi 5 tahunan ini.Antusias dimana-mana.Menyelimuti seluruh lapisan perspektifku.
Ha ha ha… Tapi betapa bodohnya aku saat itu.Begitu polosnya menjadi korban sebuah manipulasi kekuasaan.Terperangkap di alam bawah sadar.Namun segala realita membangunkanku.Politik memang tak sehalus sayap kupu-kupu dan tak sekeras karang di lautan.Ia akan begitu rapuh tanpa pegangan.Politik,akan selalu bersembunyi di balik topeng keabsurdan.Jangan pernah menyerah dalam genggamannya.Semua tak seindah tampakannya.Jangan hanya melihat permukaannya saja.Segala pusaran kepentingan,kekuasaan,dan kekayaan bermain didalamnya.Tak peduli apa yang akan dilakukan meskipun harus menjlat sampai kelu sekalipun,asal segala tujuan tercapai.”najis politik praktis!!!”
Lalu apakah aku akan memilih…?! Aku tak tahu.Aku ragu.Setelah melihat apa yang ada sekarang ini.Seperti sandiwara dengan begitu banyak babak dalam episode yang panjang.Masing-masing capres saling mengeluarkan jurus.Yang menurutku sangat kekanak-kanakan dan bahkan konyol.Mungkin anak TK_pun akan menertawakannya.Bagaimana mungkin orang-orang yang terkenal dengan keintelektualannya,seakan-akan tidak pernah menggunakan otaknya.Hanya mengandalkan emosi sesaat.Saling ejek,saling serang,saling jegal,beretorika tanpa ujung,berwacana tanpa solusi.Pantaskah calon pemimpin Negara melakukan hal-hal yang diluar norma “kepantasan” seperti itu.Dimana kebijaksanaan dan kearifan khas negarawan sejati.Sudah berkalang tanahkah…..? Ataukah masih terpenjara dalam sekat-sekat hati yang angkuh tak tersentuh.Ha ha ha… kembali lagi Tanya yang tak perlu jawab.
Apakah dengan melakukan hal-hal yang konyol tak tahu malu sperti itu,masyarakat akan simpati…?! Lalu akan menjadi loyal memberi dukungan kepada mereka…?! Aku rasa kita semua tahu bahwa masyarakat kita sekarang tidaklah sebodoh dan senaif itu.Mereka sudah cukup cerdas untuk menentukan siapa dan apa yang terbaik bagi dirinya dan masa depan bangsa.Mustahil bagi mereka untuk memilih capres yang sibuk mengais-ngais “sampah”,yang jelas-jelas hanya memberi bau busuk tanpa ada arti sama sekali.Tak bosankah mereka menjual mimpi-mimpi indah tanpa arah.Yang mungkin hanya akan menjadi mimpi-mimpi kosong semata.Membualkan kata-kata yang menurut mereka adalah visi misi sejati.Hal-hal yang seharusnya mencerdaskan tapi berubah menjadi system pembodohan akut.Rakyat seakan-akan hanyalah sekedar subjek.Yang mudah digiring pemikirannya kemana saja.Subjek yang begitu dimanja bila ada sesuatu hal yang diinginkan.Dan apabila hal yang diinginkan sudah didapat,akankah rakyat akan tetap mempunyai suara untuk menggerakan segala kebijakan-kebijakan pemerintahan yang akan terpilih mendatang.Suara-suara yang tak akan termarjinalkan lagi,tapi akan menjadi sebuah prioritas dominasi yang mempunyai andil besar dalam merubah nasib bangsa.
Dan sekali lagi pertanyaannya adalah apakah aku akan memilih…?! Atau aku tak memilih lagi…?! Seperti saat pemilihan caleg.Pikiranku saat itu aku tak akan memilih caleg tapi aku pasti akan ikut memilih presiden.Mengapa aku tak memilih saat pemilihan caleg…?! Tak perlu dijelaskanpun,semua orang pasti akan tahu kenapa.Sampai dimanakah kualitas anggota DPR kita,aku rasa kenyataan di lapangan sudah cukup mendeskripsikan beribu alasan yang mematik alasan aku menjadi “putih”.Kalau kujabarkan satu persatu “kesalahan” mereka dewan terhormat itu,rasanya percuma saja… hanya akan menyulut emosi rasa Maluku saja.
Hmmm… tapi apa mau dikata.Kenyataan berbicara lain.Kadang realitas lebih fiksi daripada cerita fiksi sekalipun.Orang yang dulu ku kira “berkualitas”,ternyata hanya “segitu”.Memang tak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini.Tapi paling tidak mereka bisa lebih bijak dalam menyikapi ketidaksempurnaannya tersebut.
Aku berbicara seperti ini,bukan berarti aku ingin mengajak semua orang untuk pesimis.Ini hanyalah pandanganku secara pribadi,sebagai jiwa-jiwa yang bebas yang mempunya hak.Aku pun ingin selalu optimis.Optimis bahwa mereka masih mempunyai hati dalam memajukan bangsa ini demi kepentingan rakyat banyak.Semua orang mempunyai hak untuk memilih dan tidak memilih.Memilih untuk menyalurkan suara demi kelangsungan bangsa adalah hal yang patut dihargai dan dihormati.Dan memilih untuk tidak memilih adalah juga sebuah pilihan.Kenapa kita harus mempermasalahkannya.Sepanjang dia mempunyai alasan yang jelas dan meruakan pandangan pribadi.Dan sebagai warga Negara Indonesia yang bangga dengan bangsanya.Aku dan tentunya seluruh masyarakat Indonesia berharap pemilu presiden mendatang dapat berjalan lancar dan aman terkendali.Juga,pihak-pihak yang nantinya kalah ataupun menang dapat bersikap dewasa dan legowo dalam menerima hasil apapun yang akan diterima.Bukankah kita ingin lebih dewasa dalam berdemokrasi…?!
Lalu pertanyaan terakhir… Apakah aku akan memilih? Ha ha ha… itu rahasia kawan!

Kamis, 18 Juni 2009

SECANGKIR KOPI



Duduk di luar menikmati malam.
Ditemani secangkir hangat kopi.
Meneguk sedikit demi sedikit pekat nikmatnya.
Menelusuk dada.
Panas sedikit terasa.
Kemudian hangat merasuk seluruh tubuh.
Sendi-sendi serasa mati rasa.
Saraf-saraf menelikung fatamorgana.
Seluruh rasa luruh.
Terbang bersama angin malam.
Membangunkan segala kenangan yang telah terpendam.
Lapuk-lapuk masa lalu kembang kempis.
Mencari nafas yang telah kerontang.

Malam larut dalam diam.
Awan enggan menampakkan rupa.
Rembulan berkabung duka.
Bintang hanya satu dua.
Bayangan dedaunan melukis perih.
Suara erangan malam saling bersahutan.
Berlomba dengan paraunya sepi.

Aku hanya menepi di sini.
Tersudut sunyi.
Menikmati gurauan malam.
Menertawakan hal yang tak pantas disedihkan.
Kemudian………
Sibuk sendiri.
Mencari sesuatu di lubuk hati.
Adakah yang tertinggal di sana.
Apakah terkikis waktu senja kala.
Ataukah masih terendap lara.
Terbangun ketika fajar tiba.

Huufff……….
Tak terasa malam telah menuai rasa.
Kopi inipun sudah meninggalkan cangkirnya.
Tinggal hitam ampasnya.
Yang sudah tak mampu aku telan lagi.
Terasa sakit melewati tenggorokanku.
Sesakit rasa yang telah di undang pelangi malam.

Sudah cukup kunikmati malam ini.
Sudah penuh rasanya dadaku.
Di dekap lenguhan metafora prasangka.
Padahal tak ingin kurasa.
Sudahlah………
Selalu begitu.
Tak kuasa merubahnya.
Seperti deretan peristiwa.
Dalam lensa kabur tak berbentuk.
Cekung.
Cembung.
Datar.

Aku ingin selesai malam ini.
Akan kucari esok lagi.
Yang belum kudapat malam ini.
Ingin kulapangkan tidurku.
Bermimpi hal indah tak bertepi.
Sudah.
Cukup.
Selesai.
………………

Senin, 08 Juni 2009

KEDAULATAN BANGSA

 



A ssalamualaikum Wr Wb.Salam sejahtera untuk semuanya.Saudara-saudari sekalian yang saya hormati,pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.Karena rahmatNya_lah kita bias berkumpul dalam keadaan sehat di dalam pertemuan ini.Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk berbicara di forum ini.
Saudara-saudari yang saya hormati.Dalam kesempatan ini kita akan membicarakan dan membahas tentang kedaulatan bangsa.Mungkin kata-kata ini ,yaitu kedaulatan bangsa,akhir-akhir ini sangat familiar di telinga kita.Berita-berita di media cetak dan elektronik sering membicarakan masalah kedaulatan ini.Dan apalagi kalau bukan kaitannya dengan hubungan bangsa kita dengan Negara tetangga,yaitu Malaysia,yang akhir-akhir ini kembali memanas.
Saudara-saudari sekalian.Kedaulatan bangsa adalah harga mati untuk mempertahankan kelangsungan suatu bangsa.Diperlukan kesadaran setiap warga Negara untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.Dalam artian perlu ditanamkan jiwa nasionalisme yang kuat disetiap jiwa dan pribadi masing-masing individu.Dan dengan adanya jiwa nasionalis yang kuat tertanam di masing-masing warga Negara Indonesia, maka kita akan menjadi suatu bangsa yang solid dan tak terpatahkan dalam menghadapi segala tantangan-tantangan dan ancaman-ancaman.Yang datangnya baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri,yang dapat mengganggu dan merongrong kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.Yang secara langsung maupun tak langsung dapat menghancurkan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia.
Saudara-saudari yang saya hormati.Akhir-akhir ini bangsa kita dihadapkan pada masalah dan konflik yang dapat mengancam kedaulatan bangsa kita ini.Salah satu konflik yang muncul di permukaan dan semakin memanas adalah masalah kita dengan Negara serumpun,Malaysia.Begitu banyak masalah yang timbul seiring hubungan kita dengan Negara jiran tersebut.Dan sebagian besar masalah tersebut disebabkan oleh ulah Negara Malaysia itu sendiri.Mereka seakan tak ada lelah-lelahnya dalam merongrong dan memprovokasi kedaulatan bangsa kita ini.Serentetan kasus tersebut diantaranya adalah,kasus perbatasan/garis batas wilayah,klaim budaya,masalah TKI dan TKW yang tak kunjung berkesudahan,dan lain-lain.
Saudara-saudari sekalian.Dalam masalah garis batas wilayah dengan Malaysia,kita sudah sering mengalaminya.Dan kita tidak ingin kasus Sipadan dan Ligitan kembali terulang.Kita kehilangan bagian dari wilayah Negara Indonesia tersebut,hanya karena kelalaian kita semata.Serta hal ini sangat meninggalkan kekecewaan yang mendalam di setiap hati warga Negara Indonesia.Dan sampai saat ini kita tak habis fikir,bagaimana mungkin dan bagaimana bisa bangsa sebesar kita bisa kecolongan aset Negara yang sangat berharga tersebut.Apakah kita terlalu lemah dalam menghadapi segala tantangan dan “serangan” yang datang,untuk merebut bagian dari wilayah kita.Akankah Negara kita hancur sedikit demi sedikit karena rongrongan dari bangsa lain.Lalu dimana letak “harga diri” kita sebagai bangsa yang kuat,terhormat,dan disegani di mata dunia internasional.Apakah kita akan membiarkan bangsa lain menginjak-nginjak harkat dan martabat kita sebagai bangsa yang berdaulat.
Saudara-saudari yang saya hormati.Kasus Ambalat kembali mencuat.Kita kembali dihadapkan pada hal yang sama.Dan saat ini seharusnya kitalebih bisa mengambil pelajaran dari pengalaman yang telah lalu.Kita harus selalu waspada dan hati-hati dalam menghadapi setiap provokasi yang dilancarkan oleh Negara Malaysia tersebut.Mereka seakan-akan ingin menguji emosi kita.Mengaduk-aduk mental kita.Dengan demikian mereka berharap dapat menundukkan kita dengan mudah.Karena orang yang labil emosinya akan lebih mudah dibobol dan dihancurkan pertahanannya.dan secara langsung maupun tak langsung ,Ambalat akan dengan mudah mereka genggam.Tapi kita tak akan membiarkan hal itu terjadi untuk kesekian kali.Karena kita bukanlah keledai bodoh ,yang akan masuk/melakukan kesalahan pada lubang yang sama.Kita akan dan telah belajar pada kesalahan yang telah lalu.Bersama-sama kita akan membela kedaulatan bangsa ini sampai titik darah penghabisan.
Saudara-saudari sekalian.Kita akan lihat maneuver-manuver apalagi yang akan dilakukan oleh Negara jiran tersebut.Akan melihat dengan tenang setiap atraksi-atraksi “konyol” yang mereka pertontonkan.Tapi kita tetap akan selalu waspada dan siap ‘bertindak” demi kedaulatan bangsa Indonesia,jika mereka berani berulah di luar batas toleransi kita.Dan kita sebagai Negara yang bermartabat dan cinta damai,tak akan mengumbar kata-kata perang begitu saja.Karena kita tahu perang bukanlah solusi terbaik.Karena perang bukan hanya memberi dampak pada pihak-pihak yang berkepentingan saja,tapi juga bagi masyarakat sipil yang tidak bersalah.Kita tetap akan mengedepankan sikap tenang dengan kepala dingin,dalam menjalankan setiap diplomasi/perundingan untuk menyelesaikan setiap masalah yang ada.Dan sekali lagi itu karena kita adalah Negara yang “bermartabat”.Tapi jika semua jalan diplomasi dan opsi-opsi damai tidak dapat memecahkan masalah tersebut,dan Negara yang bersangkutan/yang berkonfrontasi kita tetap keras kepala dan dengan arogannya mengklaimwilayah Negara yang seharusnya menjadi hak kita,mau tak mau meskipun dengan berat hati,jalan satu-satunya adalah mengangkat senjata.Karena sampai kapanpun kedaulatan bangsa adalah “HARGA MATI”.
Saudara-saudari yang saya hormati.Demikianlah pidato saya.Semoga bermanfaat bagi kita semua.Dan mari kita bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi terciptanya kedaulatan bangsa yang utuh.Mari kita tegakkan kedaulatan bangsa setegak-tegaknya.Akhir kata terima kasih atas semua perhatiannya.Wassalamualaikum Wr Wb.
*Ps : pidato ini aku buat dalm rangka menyelesaikan tugas mata kuliah bahasa Indonesia.Aku buat secara spontan.Jadi harap maklum kalau ada kata-kata dan kalimat yang masih carut marut di sana sini. 

MASA KECILKU


Pernahkah kau merasa………..begitu ingin kembali ke masa kanak-kanakmu dulu.Hidup di dunia yang tak kenal penghakiman,penilaian,prasangka dan tuntutan.Jiwa-jiwa yang bebas,tanpa batas.Terbang bebas kesana kemari,tanpa ada beban pengharapan di kedua kepak sayapmu.Hidup yang dalam tiap tarikan nafasnya adalah ketulusan yang suci,sesuci embun pagi.dan dalam setiap aliran darahmu adalah spontanitas yang begitu manis,semanis kembang-kembang gula.Di masa dimana semua benar apa adanya,menjadi dirimu seutuhnya.Tak peduli apa kata dunia,yang kemudian hari mungkin akan mengubahmu menjadi ‘sesuatu” yang diinginkannya.saat kau melakukan kesalahan,dunia akan mendekapmu dalam toleransinya yang begitu agung.Dan saat kau melakukan hal-hal yang mereka anggap benar,segala pujian dari penjuru alam raya akan menina bobokkanmu dalam tidur lelapmu.Segala tawa yang mengalir,dan tangis yang tercurah adalah permata jiwa.Yang kadang kala merupakan senjata ampuh yang mampu meluluhkan hati orang-orang dewasa yang telah terkontaminasi angkuhnya dunia.

Hmm……..kadang aku sangat rindu masa-masa itu.Disaat aku muak dengan segala kemunafikan di muka bumi ini.Semua merasa benar,dengan aturannya sendiri.Ketika ambisi meluluh lantakkan segalanya.Di saat damai menjadi hal yang mustahil,diantara desingan peluru yang mengoyak-ngoyakkan nurani,hati,dan jiwa asasi manusia.
Aku ingin kembali merasakan masa-masa itu.Mengingatkanku pada hal-hal konyol yang pernah kulakukan.yang membuatku tersenyum dan tertawa jika mengingatnya.Menjadi kenangan yang tertancap kuat di benakku.

Fiuhh………teman-teman sudah cukup basa-basinya.Ayo,bersama-sama kita buka album masa kecilku.yang sebagian mungkin sudah terhapus di memori otakku.kalian boleh tersenyum sinis,atau mungkin tertawa terbahak-bahak sepuasnya.Atau barangkali tak sudi membacanya,untuk mengetahuinya,karena tak ingin.Aku tak ingin memaksamu kawan………Karena aku tahu,kalian adalah jiwa-jiwa yang merdeka.tak perlu di setir untuk menjadi satir…….

Dan aku hanya akan menceritakan hal-hal yang benar-benar terbayang jelas di hidupku saat ini.Mari kita mulai kawa-kawan………..lembar demi lembar kehidupan masa kecilku.Hal-hal aneh yang pernah aku lakukan dulu…….HeHeHe……….

*Aku ingin lagi bermain-main sepuasnya dan seharian penuh dengan pasukan lelakiku,teman-teman masa kecilku.Melakukan kekonyolan-kekonyolan dan kebandelan-kebandelan khas anak kecil.Mandi telanjang di sungai,di bawah semburat hangat senja.Berkejaran kesana-kemari,menangkap bayangan matahari.Berlomba-lomba menggapai keindahan kupu-kupu liar,diantara harum mekar bunga-bunga yang penuh warna kesumba.Memanjat dari satu pohon ke pohon lainnya,tanpa di hantui rasa takut jatuh.Mencuri buah di kebun tetangga.Menaikkan layang-layang sampai menyentuh awan putih.Mengejar layang-layang putus,tanpa peduli sengatan mentari dan carut marut luka perih di seluruh tubuh.Menangkap ikan-ikan di kali dengan tangan-tangan mungil.naik ke bukit itu,dengan bekal seadanya.Berlarian diantara rimbun hijaunya rerumputan dan ilalang.Puas sudah sampai di puncak,meski keringat bercucuran membasahi tubuh .Merasakan dan membaui semilir angin yang membawa nafas kami di lembah sana.Meneriakkan gema dan gaung di seluruh penjuru alam.Berhujan-hujanan,mnerasakan dinginnya air dari sang penguasa nyawa.

*Aku rindu…………saat disetiap pagiku harus bermain petak umpet dan kejar-kejaran dengan bapakku.Bersembunyi disetiap sudut rumah,hanya untuk menghindari bangku sekolah.malas,pagi hari harus mandi,dipaksa bermesraan dengan dinginnya air yang tidak bersahabat.

*Aku kangen…………di saat setiap pulang sekolah ,aku memetik bunga melati di setiap pekarangan rumah tetanggaku.Lalu aku simpan di saku bajuku.Aku suka baunya……….begitu lembut,merasuk ke aliran darahku,mengantarkannya ke syaraf otakku.Menenangkan duniaku.Harumnya timbul tenggelam………seperti irama kehidupan manusia.Kusimpan melati itu sampai keesokan harinya.Sampai mengering.lalu ku ganti dengan bunga yang baru lagi.

*Serta banyak hal lain yang sudah tak kuingat lagi.Yang datangnya kadang samar,kadang nyata.Dan hal-hal lainnya,yang tak cukup untuk diceritakan di sini.

Ehmm…………dunia “itu” begitu damai dan menenangkan.Ingin rasanya mengulanginya lagi.Tapi aku sadar itu tak mungkn.Karena kemarin adalah kenangan,hari ini adalah kenyataan,dan hari esok adalah harapan.Dunia akan terus berputar.Membawa kita pada segala kemungkinan-kemungkinan.dan jika setiap saat aku merindukan masa-masa itu.Aku akan membangunkan lagi kenangan-kenangan yang tertidur nyeyak di dalam palung hatiku.Lalu kunikmati sepuasnya, segala warna-warni mimpi-mmpi nyata yang pernah disajikannya.Dan kusyukuri keberadaannya dalam hidupku selama ini.