Rabu, 15 April 2009

HIDUP


“HIDUP”,kata sederhana dari kumpulan huruf yang biasa.T.erlalu biasa bahkan basi tak bertepi.Terlalu sering diperdengarkan,didengungkan,diberdebatkan,dicampakkan,dienyahkan,dibumihanguskan.Tapi tak bisa acuh jalang.Makna dan esensi dicari,digali,ditelanjangi,diprovokasi,dikontaminasi.Setiap narasi didalamnya adalah euforia yang meluap-luap tanpa batas.Semu,satu musim mimpi kemarau.Nyata,seluas imaji-imaji yang bermimpi jadi ilusi.Lirih,impulsif.Nyalang,destruktif.Sempit,kritik-kritik satiris najis.Luas,angkasa khayali sejuta fiksi.Dingin,terendap prosa sumir duniawi.Hangat,pendar cinta tak lekang asa.
Lalu,sering muncul pertanyaan semacam ini…Jadi hidup itu sendiri,apa,siapa,bagaimana,dimana,mengapa,kapan,berapa,dll.Ehmm…tapi sayang sekali,aku tak memaknai hidup serumit itu.Aku takkan memunculkan segala pernyataan dan pertanyaan yang membuatku anti pati pada hidup dan kehidupan.Takkan memunculkan konfrontasi,delik,konflik yang kan membuatku hilang rupa,mati rasa.Sekuat apapun kau memusuhi dan mengutuk hidup,semakin lekat ia mendekapmu.Hidup bukanlah argumen narasi deskripsi.tak perlu kau buktikan keabsahan dan kebenarannya.Demi sebuah egosentris narsistik.Hidup begitu subjektif.Tergantung persepsi emosi logika yang tak pernah sama.Terkadang maya atau bahkan semu.
Hidup buatku selaksa letupan-letupan fluktuatif.Akan kunikmati setiap sensasi massif yang ia suguhkan.Membuat hidupku penuh rasa.Memenuhi rongga jiwa.Meledakkan tawa,Tangis,luka,perih,pedih,segala asa,semua rasa.Kadang hampir tak terasa.Hampa,hambar.Penuh cita rasa.Pijar gemintang yang mewarnai langit-langit metafora hidupku.Jadi,mengapa harus menyalahkan hidup.mencaci maki,sumpah serapah,tanpa arah,among kosong tak bermuara.Sia-sia,percuma.Untuk sesuatu yang tak sesuai harapan kita.Harus tunduk ingin angkuh kita.Baru hidup akan terhormat dan terasa pelangi rembulan di matamu.Untungnya hidup tak semanis itu.Ada pahit yang setia mendampinginya.Kombinasi yang sempurna.Menggoreskan,membentuk,menegaskan wujud jiwa.Yang nyaman akan keberadaanmu,duniamu,hidupmu.
Aku rasa,selama ini aku sudah berusaha berteman dengan hidup.Begitu banyak hal yang telah dilalui bersama.Kadang aku begitu bahagia di dekatnya.Tapi juga meradang ingin mendepaknya.Aku pernah merasa melayang ke angkasa impian,berarak indah.Terasa lapang,begitu lega.Hanya tawa.Ingin ku kecap berkali-kali.Tak kenal bosan.Juga pernah merasakan lautan duri nestapa,derita.Berdarah-darah,penuh nanah.Hanya tangis.Tak ingin ada pengulangan.Semua datang silih berganti.Tak kenal kompromi.Tak beraturan.Tak terduga.Spontan.Penuh prediksi.Ekspektasi berlebih.
Dan kini,aku mulai bisa bersahabat dengan hidup dan kehidupan.Sudah bisa berdamai dengannya.Dengan angkuh,lembutnya.Terbiasa dengan tabiatnya.Merasa nyaman berjalan beriringan dengan jiwa dan rohnya.Bisa menerima kekurangan dan kelebihannya.Tak berusaha menuntut lebih padanya,di luar kemampuan yang tak ingin tersampaikan.Aku sudah puas dan bahagia dengan keberadaannya.Mungkin,aku sudah mencapai titik bisa menerima hidup.Apapun kejutan-kejutan yang sudah menunggu di ujung jalan takdir.Membiarkannya lepas bebas,menjadi dirinya sendiri,menjadi apapun ia.Serasa kekasih hatiku.
Jadi…Aku akan selalu menikmati hidup.Selagi aku mampu,dan bisa.Akan ku buat hidupku secerah,seindah,dan sebahagia mungkin.Berharap dunia-dunia di lingkaran hidupku tersenyum manis,tulus dari hati yang tanpa pamrih.
“HIDUP”…aku ingin jalinan persahabatan kita akan semakin intim.seiring jalannya waktu.Temani aku selagi nafas masih mau menghiasi pendar-pendar romansa kita.Sebelum sayap-sayap di punggungku memanjang dan tumbuh kuat.Yang akan menerbangkanku ke langit tanpa ujung.Kehidupan abadi yang telah menanti.Karna aku takkan tahu kapan aku kesana.Disaat maut menggantikan peranmu.Menjadi sahabat menuju kelanggenganku.Karena kau adalah fana.Tak terencana…
“HIDUP”…jangan bersedih dan jangan kasihani aku.Jika aku harus meninggalkanmu.Dan kapankah saat itu…??!! Mungkin besok,lusa,minggu depan,bulan depan,tahun depan,belasan tahun,atau puluhan tahun kedepan.Tak ada yang tahu.Tak ada yang musykil.Sebab sudah seharusnya.Selalu begitu.Dan kuharap di saat aku melepaskanmu,aku sudah puas bersuka cita,berasyik masyuk denganmu.Sehingga aku bisa dengan senyum bahagia abadi…melepaskanmu pergi.
“HIDUP”…terima kasih untuk segalanya…aku sayang padamu…


Minggu, 05 April 2009

HARIKU KEMARIN


Hari dimulai.Pagi berteriak jalang pada dunia.Memekakkan sunyi sisa semalam.Fajar melukiskan sinar warna surgawi.Meliuk-liuk liar kesana kemari.Tertawa masam mengendus hari,yang lapar prasangka.Membangunkan mimpiku,yang tak jelas menari liar di ujung syarafku.Otak yang arogan memaksa raga bangun.Tapi tetap jiwa yang punya otoritas penuh memaksaku bangun.Tentu dengan sumpah serapah berhamburan tanpa ujung pangkal.Sial,brengsek.......!!!,air dingin sudah siap membekukan birahi hariku.Keparat apa yang ada di kepalaku.Membelenggu sensitifitas logikaku.Arrrghhh.........!!!,aku harus mandi.Mendinginkan kepalaku yang mendidih sisa amarah dan kecewa hari kemarin.Air pagi ini tak begitu dingin.Aku harap ia bisa sedingin bekunya hati nurani manusia di muka bumi ini.Biar bisa meluruhkan pekat hati yang sudah mengotori setiap lekuk gumpal darahku.Tapi,lumayanlah air pagi ini.Bisa sedikit memberi rasa nyaman untuk memulai hari.

Kuliah lagi hari ini.Seperti hari yang kemarin.Mencari ilmu kata mereka.Tapi,bukan begitu sepenuhnya.Hanya suasana baru mengisi hariku.Bila hatiku terbuka selebar selangkangan purnama,Maka ilmu berkejar-kejaran riang menelusup ke rongga terdalam otakku.Namun bila hatiku sudah setipis selaput dara,Niscaya secuil ilmu_pun tak dapat menembusbebalnya jiwa yang kerontang.Seperti bebalnya jiwa para diktator.Yang tak mempan luruh dalam tangis duka meratapi darah yang tumpah sia-sia.Hanya untuk sebuah candu kekuasaan.Huhh.......!!!,kuliah lagi.Duduk manis di kursi ini.Mendengar dongeng panjang dosen.Membuatku terkantuk-kantuk.Panas hari ini.Sayang tak ada AC disini.Mungin karna sumbangan uang terlalu kecil.Atau birokrasi sudah menyunat dana disana-sini.Entah untuk kepentingan perut siapa.Semakin siang semakin panas.Diri terbuai menanggalkan baju.Tapi sayang ini bukan pantai.Harus sabar menahan hati.Sebentar lagi ceramah yang berbusa-busa ini selesai.Fiuhhh..........!!!,akhirnya selesai juga drama satu babak ini.Perutku pun lapar.Tergerus diam dalam ruang putih ini.Langkah kaki menyeret tubuh yang dirongrong lapar.Kemana lagi kalau bukan ke kantin itu.Aku makan layaknya kaum proletar yang tidak makan satu abad lamanya.Beringas melahap menu makanku hari ini.Piring sudah seperti semula.Kosong tak terisi.Pindah tempat ke dalam perutku.Kenyang.Tapi,akan lapar lagi.Karena masih ada kuliah lagi hari ini.Kaki melangkah ke ruang putih lagi.Apakah akan ada ceramah kosong lagi.Syukurlah,kali ini isainya setengah penuh.Aku tidak ngantuk lagi,perut sudah terisi.Kuliah hari ini selesai juga.Semua berhamburan keluar.Wajah-wajah cerah kembali.Seperti baru keluar dari tekanan jiwa yang berkepanjangan.

Siang ini tidak langsung pulang.Nongkrong dulu sama teman.Membicarakan hal-hal bodoh.Menggunjingkan perlakuan hidup yang tanpa ampun.Konyol.Renyah.Tertawa,diam,tertawa lagi,diam kembali.Aku selalu suka saat seperti ini.Ringan,tanpa beban.Dan waktu tak terasa begitu cepat terlewatkan.Berlalu tanpa jeda.

Siang sudah berganti warna.Senja mulai menyapa malam.Berpisah dengan teman dan rutinitas hari.Langsung mandi,tumben.Menyapu keringat yang melekat erat.Bau panas hari,berganti wangi sabun.Lalu makan.Mengisi perut yang lapar lagi.Kenyang.Duduk didepan kotak bergambar dan bersuara.Bosan.Sinetron melulu.Kuambil buku yang baru kubeli kemarin.Yang baru kubaca separuhnya.Duduk diluar.Ditemani malam tanpa bintang.Sambil membaca kata-kata yang mulai menari-nari di otakku.Lalu turun meresap ke dalam jiwa.Mataku mulai tak bisa setia,menekur setiap kata dan kalimat.Jiwa menyetir mata untuk menikmati gelapnya temaram dan sendunya malam.Ingin menggapai goresan gemuruh awan.Tak puas-puasnya mata mencari purnama yang tak jua muncul.Bersembunyi entah kemana.Lekang tak berbekas.

Mata sudah merajuk menggapai lelap.Merangkai mimpi yang terburai.Malam memeluk jiwaku.Angin menelusup membelai peluh kesalku.Mengiringi setiak datak nafas.yang bermuara dalam sebuah mimpi.Selamat tinggal hari ini.Sampai jumpa hari esok.